Kamis, 22 November 2012

Past - Now - Future



Hayyaaa! Back with me agains :D *gayanyiarkeluar*
Udah lama ya blog kuning gue yang cantik ini ga gue tumpahin sama unek-unek gue. Intens buat posting pun jadi jarang dikarenakan kesibukan gue yang semakin menggunung [makan-kuliah-siaran-maenbasket].

Mau curhat sedikit ah tentang gue dan kesibukan gue yang sekarang, itung-itung gue posting jurnal pribadi gue yang udah lama ga gue posting disini. Hem... Oke kita mulai!

Kamis, 15 November 2012

It's like... [?]

[Adapted from : Curhatan Terakhir]



Cewe identik dengan permainan perasaannya yang sangat lihai. Gue kira ga semua cewe yang mengaitkan perasaan dalam setiap tindakan atau kesehariannya, termasuk gue. Gue kira cuma cewe-cewe manja nan lenjeh yang selalu nangis dan GALAU kalo terjebak dalam suatu kondisi yang membutuhkan sebuah kepastian, ternyata gue juga.

Bingung. Orang kaya gue bisa juga ngerasain GALAU terlebih lagi sebabnya gara-gara masalah 'lawan jenis'. Kalo gue disuruh mengibaratkan hal kaya gini, kalo gue disuruh mengibaratkan hal itu, dengan nada lantang dan suara keras gue bakal bilang GAK BISA! Rasanya terlalu rumit dan amat sangat susah untuk diibaratkan, meskipun pendeskripsian dari hal itu sudah tergambar dengan jelas didalam otak.

Kamis, 18 Oktober 2012

Cara Menulis ALAY [BenaBlogQuiz]

Hey!!! rennywidyaa comeback :D kali ini gue hadir dengan keisengan gue buat ikut semacam kuis yang diadain sama Bena ya kalian pasti tau lah siapa orang kribo itu. Bertemakan seperti yang diatas gue nyoba buat ngikutin dan inilah hasilnya. Selamat membaca! :D




Dunia ke-ALAY-an yang mulai meraba Indonesia dari akhir tahun 2010-an, sekarang ini berkembang dengan sangat cepat. Ibarat jamur yang tumbuh ditempat yang gelap nan sembab, perkembangan ALAY pun semakin menggila di dunia ABG Indonesia. Mulai dari cara berpakaian, cara berbicara sampai dengan cara mengungkapkan kata-kata dengan tulisan.

ALAY yang sebagian besar dianggap sebagai pergaulan yang engga banget memicu pro-kontra bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian ada beberapa orang yang PEDE dengan predikatnya sebagai anak ALAY. Bahkan sejak awal kemunculannya sudah ada beberapa remaja Indonesia yang membuat sebuah “komunitas anak ALAY”. Kita bisa menemukan mereka di stasiun-stasiun televise khususnya pada saat acara music seperti Dahsyat, Inbox, dll.

Selain dari cara berpakaiannya yang bisa dibilang NYENTRIK, anak ALAY juga identik dengan tulisan khas mereka yang sudah melekat erat dengan jati dirinya.

“mUv’n aQ ea”
“Cemunguuuudd qaqa!”

Itu adalah beberapa contoh tulisan yang sering mereka gunakan khususnya untuk SMS. Berikut ada beberapa cara buat kamu yang mau mengikuti cara menulis ALAY :

Kamis, 04 Oktober 2012

Cerita Malam Jum'at



     Suasana malam yang sepi. Genangan air sangat jelas terlihat pasca hujan yang turun beberapa saat yang lalu. Komplek perumahan yang berada disudut daerah yang dikelilingi oleh kebun singkong membuat siapa saja yang berada di daerah itu memakan waktu yang lumayan banyak untuk sampai ke jalan utama.

     Blok C yang berada disudut perumahan itu selalu memberikan suasana tersendiri disetiap malamnya. Ditambah lagi hawa dingin malam ini yang membuat bulu kudukku berdiri dengan cepat merangsang ke seluruh tubuhku.

     20.30 WIB, waktunya untuk kembali kerumah tercinta. Melangkah keluar pagar sebuah tempat menyalurkan kegemaranku itu, terasa sedikit berbeda dibandingkan dengan biasanya. Hawa dingin yang tidak biasa, ditambah lagi suasana sepi nan sunyi seperti sebuah perumahan tak berpenghuni. Langkah kakiku kian kupercepat setelah kuingat bahwa...

"Sekarang malem Jumat!"
 JLEB!

Selasa, 03 Juli 2012

Mengejar Ambisi Bolang *BocahIlang*



Selasa, 3 Juli 2012...
Niat gue buat jadi apa yang gue mau mulai digencarkan.

Jam 9 lewat gue mulai keluar rumah, alesan utamanya mau nenangin fikiran pasca cakcekcok sama nyokap semalem. Keluar rumah dengan mata sedikit sembab dan hawa males yang mendera, tapi waktu inget gue mau ikut audisi radio gue coba buat buang jauh-jauh rasa males yang demen banget nempel di gue.

Motor Honda Vario yang udah beberapa hari ini nemenin kemana pun gue pergi, gue arahin ke tempat pertama yaitu kampus gue tercintah. Demi memenuhi keinginan dosen tercintah untuk ikut seminar Entrepreneur (Gratis) dihari libur gue yang udah mulai dari senen kemaren lagi-lagi gue harus kesana. Lagi-lagi rasa males dateng lagi ke gue, kali ini alesannya takut gada anak-anak yang gue kenal pas gue udah dikampus. Tapi alhamdulillahnya perkiraan gue meleset *yeah!* ada Ilham yang ternyata belom pergi ke kampus DWS dan lagi nunggu si botak yang belom dateng.
yes yes ada temennya, ye ye!! ucap dalam hati kegirangan.
Ga lama abis yang ditunggu dateng gue cusss ke warnet dengan niatan cari informasi alamat tujuan di internet. Dengan cuek sambing berlenggang kangkung ria gue jalan sendiri tanpa pivi *motorvariopinkgue* yang gue parkirin di parkiran kampus.

Sabtu, 23 Juni 2012

Film profil LPM Inspirasi BSI



Mama...



17.00, terik matahari senja menyilaukan mataku yang duduk berhadapan dengan jendela tak bertirai. Kereta dijalur 4 yang sedari tadi kutumpangi akhirnya melaju perlahan sampai pada kecepatan normalnya. Perlahan namun pasti aku mulai meninggalkan kota tinggalku saat ini untuk menjalankan tugasku sebagai seseorang yang berkecimpung didunia organisasi. ‘Glenn Fredly – Pergi ‘tuk Kembali’ sedang terputar dimedia musikku. Sedikit demi sedikit teringat kembali sosok wanita yang sejak kecil bersamaku. Ya, mama. Biarpun sikap tegasnya sering kuartikan ‘galak’ tapi kepergianku untuk beberapa hari kedepan sangat terasa berat karena ia tidak ikut bersamaku.

Kamis, 31 Mei 2012

Hey, I'm back!!

Heyhooo~ mba broh blogger!!! Lama tak bersua buat nyoret2 diblog gue yg gajebo ini hoho
Sorry atas ke-vakum-an gue *gayabanget* akhir2 ini, dan ternyata gue kangen juga sama social media yg satu ini. Mwah!
Emang perlu diakuin kemaren2 gue lg ga mood banget buat nulis *lagimalesjugasih* ya namanya juga idup ya ga, ibaratnya siklus kerajinan gue buat nulis lg ada dibawah, paaaaaaaaaaallliiiiiiiiiiiing bawah haha
But don’t worry guys, sekarang gue balik lagi dan tentunya dengan tulisan2 gue yang udah beberapa gue siapin buat kalian semua. So... tunggu perkembangan selanjutnya dari blog gue, keep follow me! :D

Senin, 16 April 2012

Anak Tangki Minyak



Gemuruh suasana ibu kota nan padat dengan asap sisa hasil pembakaran mesin kendaraan menjadi suatu kondisi yang khas. Cuac panas yang terasa sangat pekat menerobos kulitku. Aspal jalan raya seperti sudah menjadi tumpuan tetap ku.

“eh … dating tuh dating !! “ terak seorang temanku ketika melihat sebuah bus pengangkut bahan bakar dari kejauhan. Kami segera bersiap menunggu bus itu melintas didepan kami, dan saat tiba waktunya, satu persatu dari kami bergantian mengambil sisa minyak yang ada didalam tabung raksasa itu.

Lelah kakiku berlari mengejar kendaraan yang menggantungkan nasib hidupku. Hamper setiap hari aku dan beberapa temanku melakukan “pekerjaan” seperti itu dari mulai siang hari sampai petang hari.

“udah dapet berapa hari ini ru?”

“baru satu botol ini saja…lu”

“setengah botol, hem…dapet berapa kalo Cuma segini ?”

“ ya gak tau deh, si bos kan suak ngasih harga semaunya”

“yah…bisa gak makan deh hari ini”

Perbincangan pendek itu menjadi topik rutin yang kami bicarakan setiap harinya. Serasnya hidup di ibukota membuat kami harus memutar otak untuk kelangsungan hidup diriku beserta keluarga. Lapangan kerja yang sangat minim menambah kemelut orang sepertiku. Matahari yang mulai terbenam menandakan berakhirnya pekerjaanku untuk hari ini. Botol-botol plastik air mineral ukuran 1,5 liter yang berisi minyak bahan bakar kami bawa kepengepul untuk disetorkan dan ditukan dengan uang.

“ini bang..” ucapku sambil menyodorkan sebotol minyak hasil usahaku.

“ya, bagus heru. Tapi kenapa jadi lebih sedikit disbanding dengan hari kemarin.” Tanya bang Togar dengan bahasa bataknya.

“lagi cape bang” jawabku singkat

“alah kau ini… buanglah rasa cape kau itu. Dengar, sekarang-sekarang ini banyak orang yang sedang membicarakan tentang BBM” ujar bang Togar dengan wajah seriusnya.

“terus kenapa bang?” sahutku bertanya-tanya.

“kau ini… aku belum selesai bicara” sambung bang Togar dengan nada sedikit meninggi.

“oh iya bang hehe, maaf…” jawabku takut melihat ekspresi bang Togar.

Dengan seksama aku mendengarkan cerita bang Togar tentang BBM yang kini menjadi primadona masyarakat Indonesia, mulai dari kalangan masyarakat biasa sampai dengan kalangan pejabat. Harganya yang diisukan akan naik membuat mereka kebakaran jenggot mendengarnya.

“maka dari itu ru, sebelum BBM berubah menjadi berlian kau harus memperbanyak hasilmu itu”
Perkataan bang Togar yang cukup memotivasiku untuk tidak bermalas-malasan dalam bekerja.

Suara langkah kaki Ibu yang sedari tadi lalu lalang membangunkanku. Ketika ku membuka mata, aku dapati Ibu yang sedang melakukan aktivitas paginya, yaitu menyiapkan segala keperluan keluargaku di pagi hari.

“udah bangun toh le…” ucap Ibu ketika melihat aku terbangun dari tidurku

“iya bu…” jawabku singkat.

Tak berapa lam kemudian aku bangun dan membantu Ibu, sosok wanita super yang pernah ada dalam hidupku. Sejak kecil hanya Ibu yang mengasuh dan membesarkanku dan kedua adikku dari kecil. Tak pernah aku mengenal sosok seorang Bapak dalam hidupku. Setiap aku menanyakan tentangnya, Ibu tidak pernah menjawabnya dan selalu mengalihkan pembicaraan.

“hari ini kamu tidak usah kerja dulu ya ru” ucap Ibu tiba-tiba.

“kenapa bu?” tanyaku bingung

“hari ini akan ada demo besar-besaran, bahaya kalau kamu tetap memaksakan diri untuk bekerja” jawab Ibu dengan nada khasnya.

“tapi bu, justru kata bang Togar harus bekerja lebih giat lagi sebelum nilai BBM seperti berlian” perjelasku meyakinkan Ibu.

Ibu hanya terdiam mendengar penjelasanku. Ibu khawatir jika nanti akan terjadi hal-hal yang buruk padaku. Namun, apa daya kini akulah tulang punggung keluarga. Aku tidak akan membiarkan Ibu bekerja keras untuk menghidupi kami bertiga.

Suasana yang tidak biasa jelas terlihat hari ini. Tidak terlihat teman-temanku yang biasanya sudah memarkirkan diri ditrotoar jalan Plumpang, tapi justru banyak komplotan polisi yang memajangkan diri mereka. Ketika aku hendak menuju ke bawah pohon dibelakang halte, seseorang memanggilku. Aku mencari sumber suara yang sedari tadi memanggilku dengan suara bisik-bisik. Dari kejauhan aku melihat teman-temanku yang mengumpat dibalik bangunan tua yang sudah lama tak dihuni. Ketika aku hendak menuju kesana, beberapa petugas polisi itu berjalan kearahku.

“hey kamu pencuri minyak!” teriak salah satu petugas aparat tersebut kepadaku.

Mendengar ucapannya, sontak membuatku kesal. Kubalikkan badanku kearah mereka. Ku berdiam diri, fokus melihat si sumber suara.

“kemana teman-teman pencurimu? Apakah mereka sudah tahu akan kedatangan kami?” ujar polisi yang lain.
aku hanya berdiam kesal mendengar mereka menjelek-jelekkan aku dan teman-temanku. Satu persatu dari mereka terus-menerus mengeluarkan kalimat-kalimat yang memojokkan kearah kriminal. Kesabaranku sampailah pada puncaknya, rasa kesalku meluap-luap kepada beberapa orang yang disebut-sebut sebagai pengayom masyarakat.

“kami bukan pencuri!!” ucapku tegas membalas perkataan mereka yang sedari tadi banyak bicara.

“oh… bukan pencuri? Lalu apa? Kau dan teman-temanmu sudah jelas mengambil minyak dari tangki kendaraan itu. Apa namanya kalau bukan pencuri?” jawab salah satu polisi dengan nada tinggi.

“kami hanya mengambil sisa minyak itu. Hanya sisa!!” sambungku dengan kesal.

“jadi masih membantah?” ucap salah satu polisi yang sedari tadi hanya berdiam diri melihat perbincangan sengit kami.

Sebuah pukulan bersarang diperutku yang membuatku meringkuk kesakitan. Melihat hal tersebut, teman-temanku yang sejak tadi hanya berada dipersembunyiannya satu persatu mulai keluar untuk membelaku.

Bentrok antara polisi dengan teman-teman seperjuanganku tak terhelak lagi. Luka yang awalnya hanya aku derita kini teman-temanku jga merasakannya. Awal niat kami untuk meneruskan hidup dengan cara seperti itu disalah artikan oleh aparat kepolisian. Sejak saat itu tak ada lagi “anak tangki minyak” yang setiap hari mengejar tangki kendaraan BBM.

Kamis, 08 Maret 2012

JKT48, Grup Idola Indonesia

sumber gambar : Google




Ditengah maraknya warna industri musik Indonesia dengan kemunculan Boyband dan Girlband ala Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan K-POP, kini Indonesia kembali diwarnai dengan kemunculan JKT48 yang berkiblatkan pada Japan Pop atau J-POP. Mungkin ada segelintir orang yang belum mengetahui apa, siapa dan dari mana JKT48 itu. Kali ini kita akan membahas sedikit tentang grup ‘idola’ Indonesia, JKT48.

JKT48 (baca: ji-kei-ti fourty eight) merupakan singkatan dari Jakarta 48 yang merupakan “adik” pertama dari AKB48 (Akihabara 48) grup idola asal Jepang yang terkenal seantero Asia yang berada di luar Jepang. Dalam situs resminya (JKT48 official) mereka mengunngkapkan bahwa “Kami ingin menciptakan tempat bagi para perempuan Indonesia untuk mewujudkan impian mereka. Bersama para penggemar, kami ingin membuat satu-satunya ‘Idola orisinil Indonesia’”. Mengapa JKT48 disebut ‘idola’ bukan girlband seperti yang lain? Hal itu dikarenakan para anggota JKT48 tidak hanya dituntut untuk dapat bernyanyi dan menari tapi mereka juga dituntut dan diarahkan untuk terjun kedunia entertaint seperti bermain film, iklan, dan lain sebagainya.

Pembentukan JKT48 pertama kali diumumkan pada bulan September 2011 disebuah acara AKB48 yang diadakan di Prefektur Chiba, Jepang. Pada pemilihan anggotanya pun diadakan sesi wawancara, jadi yang menjadi anggota dari JKT48 benar-benar perempuan yang memiliki multi talenta. Dalam JKT48 terdapat beberapa generasi seperti AKB48 yaitu generasi pertama (J), generasi kedua (K), generasi ketiga (T), dan generasi keempat (4). Namun di Indonesia kini baru menghasilkan generasi pertama (J) yang terdiri dari 28 orang.

Yasushi Akimoto, Produser JKT48 mengatakan bahwa JKT48 adalah jembatan persahabatan antara Indonesia dan Jepang. Konsep yang dipakai oleh JKT48 tidak jauh berbeda dengan AKB48, mulai dari kostum, lagu, dance, dan yang lainnya. JKT48 pun ingin mengikuti jejak AKB48 untuk menjadi grup idola yang dekat dengan para penggemarnya. Mereka mempercayai bahwa dukungan dari para penggemar dapat membawa mereka ke tingkatan yang lebih tinggi (Internasional).

Anggota dari JKT48 generasi pertama yang berjumlah 28 orang, yaitu: Allisa, Mova, Ayana, Beby, Cindy, Cleo, Delima, Devi, Diasta, Fahira, Frieska, Gaby, Gaya, Ghaida, Intan, Jesicca Vania, Jesicca Veranda, Melody, Nabila, Neneng, Rena, Dhike, Rica, Sendy, Shania, Sonia, Sonya, dan Stella. Diantara keseluruhan anggota generasi pertama hanya Rena yang berasal dari Jepang. Rata-rata usia anggota generasi pertama ini adalah kelahiran 1991 sampai 1999 yang masih berstatus siswa dan mahasiswa.

Selama kemunculannya di Indonesia, JKT48 telah mengeluarkan lagu ‘Heavy Rotation’ versi Bahasa Indonesia yang sebelumnya telah dibawakan oleh saudaranya, AKB48 versi Bahasa Jepang. Disamping itu mereka juga sering tampil dibeberapa acara musik di Indonesia, bahkan mereka juga pernah tampil di Jepang dalam acara AKB48. Selain itu mereka juga telah membintangi beberapa iklan seperti Pocari Sweat, Rakuten dan Laurier.

Pada bulan February kemarin, JKT48 x AKB48 mengadakan konser di Balai Kartini, Jakarta dan Meet & Greet di fx Center, Jakarta. Kegiatan itu bertujuan untuk memenuhi permintaan penggemarnya yang mayoritas kaum adam yang menginginkan melihat penampilan AKB48 dengan JKT48 selain itu juga bertujuan untuk lebih memperkenalkan JKT48 kepada masyarakat Indonesia.

Kehidupan di Bak Mandi


Siapa yang nyangka kalo ada kehidupan dari sebuah bak di kamar mandi. Tempat yang biasanya dipake buat nampung air mandi beberapa pekan kemaren berfungsi ganda menjadi tempat tinggal dari seekor ikan kecil. Bermula dari Surya – sepupu gue – yang beli tuh ikan disekolahnya, lalu meletakkannya di bak mandi rumah gue karena dia gatau mau ditaro dimana lagi tuh ikan. Gue mulai nyadarin adanya anggota baru dirumah itu setelah selang beberapa hari si penghuni itu udah berdiam dikamar mandi.

Ketika gue mau ngambil air buat wudhu, sekejap gue ngeliat ada sesuatu yang wara-wiri di bak mandi gue. Gue yang penasaran jadi terus-terusan nyari si sesuatu itu. Karena ga nemu apa-apa ya... gue lanjut aja wudhu gue yang ke pending itu.

Keesokan harinya sepulang sekolah si Surya langsung ke kamar mandi. Gue kira dia kebelet kencing ato pup ternyata pas gue liat dia lagi celingak-celinguk ngeliatin bak mandi. Pas gue tanya,

“lagi ngapain sur?”

Dengan muka polosnya dia jawab,

“lagi ngeliatin ikan aku, kan aku taro disini”

Speechless gue kaget denger jawabannya. You know what?? Jadi beberapa hari ini gue mandi, kumur-kumur, wudhu dan segala macem yang berhubungan dengan air di bak kamar mandi gede – kamar mandi gede emang sebutan buat kamar mandi gue yang gede, ada lagi satu kamar mandi kecil disebrangnya – otomatis juga berhubungan dengan si ikan! Pikiran gue seketika jadi ngalor ngidul kemana-mana tentang air di bak mandi itu.

Semenjak tau kalo di bak kamar mandi gede ada penghuninya, gue beralih ke kamar mandi kecil yang ada di sebrangnya. Meskipun agak ribet dibanding make kamar mandi gede tapi gajadi masalah buat gue yang penting airnya ga terkontaminasi sama ikan. Ngeliat move-nya gue ke kamar mandi kecil ngundang nyokap buat nanya ke gue.

“teh ko jadi seringan ke kamar mandi yg kecil”

“iya, abis dibak kamar mandi gede ada ikannya”

“yaelah cuma ikan kecil gitu doang mah gapapa”

“tapi kan, bau amis ma”

“LEBAY, ya ga lah teh. Kecuali kalo ikan gurame 3 kilo yang ada di bak baru bau amis. Lagian itu ngebantu makan telor nyamuk yang suka ada dibak”

Ngedenger opini nyokap yang lumayan masuk akal, gue balik lagi ke kamar mandi gede. Sebenernya agak geli juga sih kalo dipikir-pikir 100 kali lagi tapi ya gue percaya nyokap aja deh.

Kurang lebih 2 hari berikutnya gue jadi akrab sama air bertuan itu. Kegelian dan kejijian gue dikit-dikit ngilang. Ternyata lucu juga loh, pas kita lagi ngegayung ngambil air tuh ikan lari-larian kesana kemari kaya main kejar-kejaran. Ga jarang juga gue nyoba nangkep tuh ikan tanpa nama tapi susah.

Memasuki hari ke 5 dalam seminggu itu, air dibak mandi jadi rada keruh karena belum dikuras yang biasanya bokap kerjain seminggu sekali dihari minggu. Aktivitas si ikan juga jadi ga terlalu jelas keliatan kaya hari-hari biasanya. Sempet gue mikir kalo tuh ikan udah mati kaya ikan-ikan lainnya yang biasa si Surya punya – tapi yg lainnya ga dipelihara dikamar mandi juga ya – terus udah dibuang.

Disiang bolong waktu lagi panas-panasnya cuaca di Bogor gue mundar-mandir ke kamar mandi buat main air – kaya bocah banget – dan ga sengaja gue ngeliat di pojok kiri dalemnya bak mandi ada buletan putih yang nempel di dinding bak. Penasaran banget sama benda misterius yang ada di bak kamar mandi gue, gue nyoba buat megang tapi ternyata ga nyampe pemirsah gara-gara airnya penuh dan baknya lumayan dalem jadi gue ngurungin niat kepo gue itu. Sorenya pas gue ngegayung air buat mandi, di gayung gue ngeliat ada item-item goyang-goyang. Kaget sekaligus penasaran gue nyoba ngeliat yang goyang-goyang itu lebih deket dan tau apa yang gue liat? ANAK IKAN KECIL. Ngeliat seekor akan ikan yang gedenya sekuku jari itu gue langsung teriak dari dalem kamar mandi ngasih tau nyokap gue.

“ma... ada anak ikan”

“anak ikan apaan?” tanya nyokap gue ga percaya.

Gue keluar kamar mandi sambil bawa barang bukti ke nyokap gue yang lagi nonton TV di ruang tengah.

“eh iya anak ikan, ada dimana tuh?”

“di bak mandi”

Abis ngejawab pertanyaan nyokap yang ga berekspresi itu gue balik lagi kekamar mandi, ngelanjutin pencarian anak ikan. Karena ukurannya yang kecil banget ditambah warnanya yang agak transparan buat gue sedikit kesusahan nyari tuh anak ikan. Pelan-pelan dari kanan ke kiri ternyata gue temuin sodara-sodaranya.

“ih satu... dua... tiga... mana lagi?”

Udah hampir 5 menit gue celingak-celinguk ngeliatin bak mandi berharap masih ada anak ikan yang masih wara-wiri di bak mandi. Udah frustasi nyari sodaranya yang lain akhirnya gue mutusin buat mundur dari pencarian – gaya banget – setelah keempat sodara itu kekumpul digayung gue mulai kebingungan, mau ditaro dimana nih ikan? Kepanikan seketika buat gue sedikit riweuh di kamar mandi. Untung aja mainannya si Bintang – adenya si Surya – yang ada di kamar mandi. Setelah gue pindahin keempat sodara itu gue perhatiin ternyata lucu juga ya, jadi terharu gue.
Pengumuman tentang kelahiran anak ikan udah gue kabarin ke seantero rumah dan lagi-lagi mereka pada ngira itu ‘Cere’ – cere itu anak kodok yg baru lahir yg blum punya kaki – pada ga mikir apa ya, masa iya di bak kamar mandi ada cere? Berarti di bak kamar mandi gue ada kodok dong? Haduuh... suka pada pinter.

Sepulangnya gue dari jenguk temen, gue dapet kabar kalo anak-anak ikannya ga sengaja kebuang sama si Bintang. Rasa kesel sama si anak centil itu dan kasian sama nasib anak-anak ikan yang tak berdosa – lebay – dateng ke gue. Ngerasa berdosa juga gara-gara ga mindahin ke tempat yang aman dari jangkauan tuyul iseng dirumah.
Semenjak kejadian itu gue selalu merhatiin bak mandi dan air digayung yang gue ambil dibak kamar mandi gede berharap masih nemuin seekor atau beberapa ekor anak ikan dan ibunya yang sampe sekarang gatau kemana.

Jumat, 02 Maret 2012

Make your OWN BLOG!!

Blog pasti kalian sudah tidak asing lagi mendengar kata tersebut. Blog yang merupakan singkatan dari web blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan pada sebuah halaman web umum. Situs ini dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

Bila kalian mempunyai akun di situs blogger atau wordpress atau baru mau membuat akun disitus tersebut, berikut ada beberapa tips agar blog kamu terlihat lebih menarik dan banyak dilirik oleh blogwalking.

 Isi konten seru !
1. Rajin posting tulisan di blog. Terutam buat yang baru memilikinya. Semakin rajin menulis, sama saja kita latihan membuat tulisan bagus.
2. Perkaya ide tulisan kita. Kalau selama ini blognya hanya diisi dengan curhatan terus, coba deh masukkan juga review film, atau buku. Angkat dan bahas satu topik atau cerita tentang hal lucu. Postingan variatif ini cukup ampuh loh, untuk memancing komen. Soalnya pembaca juga diajak untuk berinteraksi.
3. Kalau mengalami kebuntuan mencari ide, coba buka panca indera lebar-lebar. Latih keperkaan melihat fenomena disekitar kita. Misalnya disekolah, kampus, rumah, mall bahkan dijalan. Semakin kita jeli, semakin banyak hal unik yang bisa dikupas.
4. Fokus sama tulisan kita. Caranya tetapkan dulu topik bahasan yang mau kita angkat. Supaya tema dan isi ceritanya gak melebar kemana-mana.
5. Pilih judul yang menarik dan gak biasa. Judul yang menggelitik punya kekuatan yang bagus untuk menarik pembaca mengklik dan membaca postingan kita. Misalnya, “Tujuh Keajaiban Saya”, atau “Pacar, Memang Penting?”, dsb.
6. Boleh juga memposting foto, video, dan grafis dalam tulisan kita. Selain lebih menarik, tulisan kita juga terlihat lebih “kaya” dan “hidup”.

Percantik Layout !
1. Tentukan dulu konsep desain blog yang kita suka. Misalnya, dari warna favorit atau temanya.
2. Mix and match warna dengan menggunakan warna terang. Ampuh bannget buat menarik perhatian. Tapi, perhatikan juga brightnessnya dan campuran warnanya. Jangan sampe bikin mata pusing.
3. Keep it simple! Maksudnya, walaupun tampilannya seru tapi bikin sesederhana mungkin. Singkirkan banner dan aplikasi yang ga penting, supaya terlihat lebih bersih.
4. Boleh juga mengambil template desain blog dari web. Contohnya dari shabbyblogs , myscrapblog , hotbliggityblog atau btemplates


Promosi !
1. Jalin relasi lewat komentar. Langkah pertama supaya mendapat komen di blog kita adalah dengan meninggalkan komen terlebih dahulu diblog orang lain. Soalnya, saat meninggalkan komen, kita sekaligus meninggalkan identitas dan link ke blog kita. Lumayan nih, untuk tahap perkenalan.
2. Setelah kegiatan saling komen dan berujung pertemanan ini sukses, lebarkan sayap dengan meinggalakan komen di blog-blog lain. Keuntungannya, kita bisa dapat pengetahuan baru sekaligus memperluas pergaulan.
3. Setiap kali mengupdate blog kita, kabarkan ke orang banyak lewat situs social network, seperti Facebook atau Twitter milik kita. Bisa juga lewat pengumuman ke teman-teman dekat, orang rumah dan saudara kita.
4. Jangan lupa untuk memasang link blog kita diprofil social network yang kita punya tersebut.

Jumat, 17 Februari 2012

panggil dia Bunga...


Bagi seorang wanita siapa yang tidak menginginkan dirinya tampil cantik dan menarik dimata semua orang. Begitupun dengan seorang perempuan mungil berkerudung yang tinggal disudut kota. Keceriaannya yang membawa sinar kegembiraan bagi orang yang berada disekitarnya. Perempuan mungil yang akrab dipanggil Bunga ini merupakan seorang anak dari keluarga ternama. Ayahnya yang seorang Dewan mengangkat keluarganya menjadi banyak dikenal orang. Selain terkenal karena keberadaan keluarganya, ia juga kenal karena sikapnya yang ramah pada siapapun.

Sayang kegembiraannya harus terhenti saat sang Ayah terbelit kasus korupsi. Sekejap keluarganya yang hidup dalam kedamaian dan keharmonisan berubah menjadi kesedihan dan ketegangan. Banyak pihak yang awalnya selalu memberi dukungan kini berbalik mencemooh mereka. Tekanan batin terus menghinggapinya dan keluarganya, sampai akhirnya ia dihadapi oleh suatu cobaan yang sangat diluar dugaan. Teror datang dari pihak yang tidak suka dengan kelakuan sang ayah berakhir dengan terbakarnya kediaman Bunga. Kejadian yang berlangsung pada malam hari itu menyebabkan Ibunya menjadi korban yang tidak tertolong, dan Bungan selamat dengan kondisi tubuh terbakar cukup parah.


Pasca kejadian yang membuat keluarganya benar-benar hancur itu, kini Bunga hidup dengan keterbatasan. Ayahnya yang mendekam dipenjara mengharuskannya tinggal bersama sang nenek. Kondisinya yang sekarang banyak mengundang perhatian setiap orang yang melihatnya. Kini perempua mungil itu menjadi sosok yang sangat tertutup dengan dunia luar. Tak ada lagi Bunga yang ceria, ramah dan membuat orang lain gembira. Hari-harinya kini hanya ia habisnkan bersama neneknya didalam rumah. Baginya dunia diluar sana sangatlah berbahaya dan mengundang banyak tindakan yang dapat mencelakai dirinya.
“Bunga, sampai kapan kau akan seperti ini?” tanya sang nenek melihat cucunya yang sedang melamun.
“aku tidak tahu nek, mungkin selamanya...” jawabnya datar.
“selamanya? Selamanya berada disini dan tidak akan keluar rumah? Apakah kau yakin itu?” tanya nenek meyakinkan jawaban Bunga.
“mungkin iya...” jawab Bunga singkat.
“jika suatu saat kejadian itu terulang kembali, kau masih tetap akan berada disini?” pancing nenek.
“BERHENTI! CUKUP NEK, CUKUP!” teriak Bunga yang sangat trauma dengan kejadian itu.
Melihat keadaan cucunya yang seperti itu sangat membuat nenek terpukul. Keadaan Bunga yang kini sangat tertutup menjadi suatu tantangan sekaligus kewajiban nenek untuk membawanya kembali menjadi Bunga yang ceria seperti dulu.
Suatu hari ayah Bunga yang berada dipenjara mengirimkan surat padanya. Surat itu berisi bahwa ayah ingin sekali bertemu dengan anak semata wayangnya yang sudah lama tak bertemu.
“bagaimana sayang, kau ingin menemui ayahnmu?” tanya nenek, namun Bunga hanya bungkam seolah sedang berfikir.
“apakah kau tidak merindukan ayahmu?” tanya nenek lagi, tapi Bunga pun tetap menunduk diam, tak berkata sepatah kata pun.
“nenek saja merindukan ayahmu, masa kamu tidak? Kalau nenek jadi kamu pasti nenek sangat merindukan ayahmu” ucap nenek menarik simpati Bunga.
Perkataan-perkataan yang sudah diucapkan nenek tidak mendapat respon dari Bunga. Ia malah berlalu memasuki kamarnya. Sementara itu dikamarnya ia terus terngiang-ngiang ucapan sang nenek. Rasa rindu yang selama ini ia pendam mulai tergambarkan dengan tetesan air mata yang secara perlahan membasahi pipinya. Untuk kesekan kalinya ia pandangi fotonya bersama ayah dan ibu yang tersimpan rapih diantara tumpukan buku-bukunya. Tangisan Bunga pecah ketika ia mengngat kembali semua kenangan manis yang pernah ia lewati bersama kedua orang tuanya.

Alunan lagu Leaving On The Jet Plane yang dibawakan oleh Chantal Kreviazuk mengantarkannya pada suasana yang tenang dan damai dalam mimpi. Kedamaian yang ia rasakan membawa Bunga pada suatu tempat yang sudah lama tak ia kunjungi dan sangat ia rindukan. Kediamannya yang berada di jalan Ceremai No. 13, tempat awal ia menata kehidupannya bersama ayah dan ibu. Setelah ia berkeliling terdengar suara lembut yang sudah akrab dengan telinganya memanggil dirinya. Sontak Bunga pun mencari keberadaan sumber suara itu berasal. Mencari-cari dan terus mencari sampai akhirnya ia melihat sesosok wanita cantik yang sangat ia rindukan.
“Ibu... ?” ucap Bunga terkejut melihat sosok itu. Ucapannya dibalas dengan senyuman manis yang terpancar dari wajah wanita yang telah mengantarkannya kedunia.
“Ibu, Bunga sangat merindukan ibu...” ucap Bunga sambil memeluk erat ibunya. Ibu hanya membalas dengan pelukan erat dan kecupan dikening putrinya.
“Bunga, ayahmu merindukan bidadari kecilnya ini” ucap ibu yang memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
“tapi bu, ayah jahat. Gara-gara dia sekarang jadi gini” jawab Bunga yang sedikit mengeluarkan air mata.
“setiap orang pasti pernah berbuat salah dan khilaf, begitupun dengan ayah. Apakah kamu merindukan ayahmu, nak?” perjelas ibu.
Mendengar perkataan ibunya Bunga hanya mengangguk dan kembali memeluk ibunya, kemudian dikecupnya kening Bunga dan senyuman manis sang bunda yang tak akan terlupakan.

Dinginnya udara yang masuk melalui jendela kamar membangunkan Bunga yang terlelap dalam tidurnya. Perlahan ia membuka matanya kemudian bangkit dari tidurnya dan melakukan kegiatan rutinnya tiap pagi, menghirup udara segar dari jendela kamarnya. Cuaca yang sendu kembali mengingatkannya pada mimpi singkat yang sangat berkesan. Bunga kembali duduk ditempat tidurnya kemudian melihat kearah sekelilingnya. Satu persatu ia perhatikan barang-barang yang ada disana sampai pada akhirnya ia terpaku pada satu barang yang pasca kejadian itu menjadi musuhnya, yaitu cermin. Perlahan ia dekati benda yang ia letakkan di susut ruangan. Ketika ia melihat pantulan cermin itu seketika ia kaget dan spontan ia melempar cermin itu lalu berteriak histeris.
“aku monster!!! Aku monster!!!”
Teriakan Bunga mengagetkan nenek yang berada diruang tengah. Dengan sigap wanita paruh baya itu menghampiri cucu kesayangannya yang berada dikamarnya. Ketika melihat Bunga yang tersungkur ditempat tidur, nenek segera memeluknya dengan erat.
“nek, bunga ini monster nek... monster” ucap Bunga sambil menangis dan menutupi wajahnya.
“Bunga, Bunga... kamu bukan monster, kamu bidadari nenek yang paling cantik” jawab nenek menenangkan Bunga.
“bidadari? Adakah bidadari yang wajahnya seperti aku nek? Aku gadis buruk rupa nek!” bantah Bunga.
“Bunga dengar! Cantik atau tidaknya seseorang tidak hanya dilihat dari wajahnya tapi hatinya... percuma bila ia secantik bidadari tapi hatinya sejahat iblis” perjelas nenek.
“tapi nek...”
“sudah cukup, yang penting kamu tetap bidadari nenek. Nenek yakin ibu dan ayahmu pun sependapat dengan nenek. Kami akan selalu menyayangimu, Bunga”
Mendengar perkataan nenek membuatnya sedikit tenang dibandingkan sebelumnya. Pasca kejadian 1 tahun yang lalu itu membuat wajah dan tubuh mungil Bunga menjadi terbakar, kondisinya sekarang ini tidak lagi secantik dulu.

Tekad nenek untuk mengajak Bunga keluar dari rumah kini sampai pada puncaknya. Dengan sedikit paksaan nenek mengajak cucunya itu melihat kehidupan luar yang lebih indah.
“tidak nek, Bunga tidak mau” tolak Bunga
“kamu harus tahu seperti apa keadaan diluar, sayang. Disana tidak seburuk yang kau fikirkan, makanya sekarang kita keluar. Nenek akan terus bersamamu, Bunga” ajak nenek dengan sedikit memaksa.
Dengan rasa takut yang tinggi Bunga menuruti kemauan neneknya. Ketika pintu menuju luar rumah terbuka, rasa takut menghinggapinya. Seketika kejadian-kejadian masa lalunya melintas kembali dibenaknya yang membuat langkahnya terhanti. Nenek terus menyakinkan Bunga dengan menggenggam erat tangan cucunya. Perlahan namun pasti nenek membawa Bunga meninggalkan tempat yang setahun ini ia jadikannya sebagai tempat teraman. Ketika keluar pintu gerbang, banyak tetangga dan masyarakat sekitar yang lalu lalang didepan rumah. Kemunculan Bunga bersama nenek tentu saja mengundang perhatian orang yang lewat.
“eh bu Ida, sama siapa bu?” sapa tetangga yang lewat.
“iya bu, ini cucu saya, Bunga. Habis dari mana bu?” jawab nenek bangga.
“Bunga? Bunga cucu ibu yang itu... ?” tanya ibu itu lagi.
“iya bu...”jawab nenek senyum.
“ya ampun, sudah besar ya Bunga. Kenapa jarang banget keliatan Bunga?” tanyanya pada Bunga. Namun Bunga tidak menjawab pertanyaan tersebut, ia hanya tertunduk mendengarnya.
“maaf ya bu, sekarang Bunga emang begini” ucap nenek.
“iya bu saya ngerti...” jawabnya.
Melihat respon orang-orang sekitar tentang dirinya membuat Bunga sedikit mengurangi ketakutannya selama ini. Walaupun ada beberapa orang yang melihat dirinya seperti seseorang yang menyeramkan tapi nenek terus-menerus meyakinkan Bunga untuk terus bersosialisasi dengan dunia luar.

Usaha nenek untuk menghilangkan paranoid Bunga membuahkan hasil. Kini Bunga yang sudah mulai berani keluar dari lingkaran hidupnya, memberikan kebahagiaan tersendiri untuk nenek. Bunga yang kini sudah mulai terbiasa melihat wajahnya di cermin juga menimbulkan kebahagiaan untuk nenek. Cucu kesayangannya sudah mulai bisa menerima takdirnya sekarang ini.
“nek, mau kemana?” tanya Bunga ketika melihat neneknya yang sedang bersiap-siap.
“mau menjenguk ayahmu, sayang” jawab nenek santai.
“ke penjara?” tanyanya lagi.
“iyalah, Bunga. Kamu mau ikut?” balik tanya nenek pada Bunga.
Mendengar ajakan nenek, seketika Bunga terdiam.
“kenapa, Bunga?” tanya nenek bingung melihat cucunya terdiam.
Bunga masih saja terdiam mendengar pertanyaan nenek.
“yasudah kalau tidak mau ikut, padahal ayahmu selalu menanyakan tentangmu. Nenek pergi dulu ya, sayang” pamit nenek.
“nenek tunggu!” panggil Bunga. Spontan nenek menghentikan langkahnya.
“iya, sayang?” jawab nenek.
“aku ikut, nek...” ucap Bunga ragu-ragu.
Akhirnya Bunga memutuskan untuk ikut bersama nenek menjenguk ayahnya yang ada dipenjara. Selama perjalan menuju kesana, Bunga merasa gelisah. Ia tidak bisa membayangkan ketika nanti ia melihat sosok ayah yang sudah lama tidak ia temui. Dan sampailah mereka ditempat yang mereka tuju. Detik-detik pertemuan Bunga dengan sang ayah begitu membuat jantungnya berdebar dengan cepat. Sampai pada waktunya ia melihat seorang pria dengan penampilan kumuh seperti tak terawat dan itu adalah ayah Bunga. Melihat kondisi ayahnya yang sekarang membuat perasaan Bunga menjadi haru. Seorang laki-laki yang ia anggap telah menghancurkan kebahagiaannya sekarang berada tepat didepannya.
“Bunga? Anakku...” kaget ayah ketika melihat sosok yang selama ini ia rindukan.
Melihat respon ayahnya, Bunga tidak dapat menahan lagi rasa rindunya yang sudah lama ia rasakan. Ia memeluk erat ayahnya yang sudah ia anggap sebagai penyebab hancurnya keluarganya.
“Bunga, ayah sangat merindukanmu, nak” ucap ayah sambil menangis.
Bunga tak dapat berkata apa-apa, ia hanya merasakan kebahagiaan yang selama ini ia inginkan. Suasana haru pun meyelimuti pertemuan antara ayah dan anak itu. Nenek yang melihatnya ikut meneteskan air mata bahagia melihat cucunya sudah bisa memaafkan ayahnya.

Sejak saat itu Bunga berniat dan berjanji pada dirinya sendiri untuk melupakan semua peristiwa masa lalunya. Membuka lembaran baru dan kembali menata kehidupannya bersama neneknya. Sekarang pun Bunga sudah terbiasa dengan kekurangan yang dimilikinya.

Kejadian yang sudah berlalu memang tidak pantas untuk dijadikan patokan dalam hidup, kita harus bisa menerima segala sesuatunya dengan besar hati. Mencoba memperbaikinya jauh lebih mulia dibandingkan dengan terus-menerus menyesalinya.

LAGI, Pejalan Kaki Terusik

Trotoar merupakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk memudahkan dan menjamin keamanan pejalan kaki. Maka menindak hal tersebut pemerintah khususnya bagian lalu lintas baik kota maupun kabupaten yang daerahnya mempunyai volume kepadatan dan kendaraannya tinggi mensiasatinya dengan memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor. Permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan raya dibuat agar keselamatan dari pejalan kaki tersebut terjamin. Bahkan ada beberapa daerah di Indonesia yang memasangkan pagar pembatas pada sisi trotoar yang terhubung langsung dengan jalanan kendaraan bermotor.

Namun apakah jadinya bila salah satu fasilitas pejalan kaki ini disalahgunakan? Meskipun sudah mempunyai jalurnya masing-masing tapi masih saja ada pengguna kendaraan bermotor yang menggunakan fasilitas ini. Bermula dari satu pengendara motor yang tidak sabar menghadapi kemacetan kemudian ia mengambil jalan pintas dengan menaiki permukaan trotoar yang dikiranya dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Melihat tindakan orang tersebut para pengendara yang lain (kendaraan roda dua) menirukan hal serupa untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Lalu bagaimana dengan nasib pejalan kaki yang seharusnya menikmati fasilitas tersebut? Sudah berbagai cara dilakukan untuk menertibkan hal ini, mulai dari penjagaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian maupun petugas lalu lintas sampai dengan pembuatan pagar pembatas.



Melihat keadaan tersebut tak sedikit para pejalan kaki yang turun kebahu jalan. hal yang seharusnya tidak terjadi kalau saja tidak ada pengendara yang berulah Nakal. Para pejalan merasa risih dengan kendaraan yang berlalu lalang di trotoar, terkadang ada seorang pengendara yang nekat dengan menerobos kerumunan orang yang sedang berjalan. Hal tersebut juga terjadi pada salah satu pusat keramaian yang berada di Jakarta Kota. Trotoar yang berada di samping museum Fatahillah ini tak jarang di dinaiki oleh kendaraan bermotor sebagai jalan pintas menghindari macet. Mira (18) salah satu pengunjung juga mengungkapkan bahwa motor yang memasuki jalur pejalan kaki ini sungguh menggangu dan membahayakan keselamatan pejalan kaki.

Berpindah dari kendaraan bermotor, ternyata ada lagi yang dikiranya mengganggu kenyamanan pengguna trotoar, yaitu adanya pedagang kaki lima maupun pedagang emperan yang menjajakan barang dagangannya disepanjang trotoar. Keberadaan mereka menambah sempit jalur pejalan kaki yang seharusnya dapat berjalan dengan lancar. Bisa dibayangkan seperti apa jadinya bila diwaktu yang sama ada kendaraan bermotor yang melintas lalu dibarengi dengan keramaian transaksi jual beli ditrotoar tersebut, sungguh suatu keadaan yang sangat rumit dan juga membahayakan pengguna jalan. “sepertinya pedagang ditrotoar ini udah pada kebal sama penggusuran petugas. Biarpun udah digusur tapi tetep aja nantinya pada balik lagi” ungkap Sri salah satu pejalan kaki.

Standarisasi trotoar Indonesia yang kurang memenuhi kriteria juga menjadi salah satu pemberi nilai minus. Adanya pohon besar yang berada di tengah-tengah sepanjang trotoar selain memberikan pemandangan hijau dipinggir jalan ternyata juga dapat membahayakan dan menggangu pemakai trotoar. Bila dibandingkan dengan trotoar dinegara lain seperti Singapura. Disana jarang sekali ada pohon besar yang terdapat di trotoar, yang ada hanyalah tanaman dengan pot berukuran sedang. Ditambah lagi kondisi trotoar yang lebih terjaga dan terpelihara baik menjadi suatu aspek nilai tambah. Keadaan trotoar di Jakarta bila diperhatikan dengan seksama terdapat kekurangan yang dapat membahayakan penggunanya, seperti permukaan trotoar yang tidak rata dapat menyebabkan orang yang melewatinya tersandung. Meskipun sudah banyak orang yang membahas masalah ini namun tetap saja masih ada kondisi seperti itu.

Peran masyarakat dalam hal ini tak kalah penting dalam mewujudkan fasilitas umum yang satu ini menjadi sarana yang nyaman digunakan. Sedikit sekali masyarakat yang kurang peduli bahkan tidak peduli dengan kondisi trotoar di Indonesia. Padahal jika saja masyarakat bersedia membantu pemerintah dalam hal pelaporan tentang ketidak layakan atau penyalahgunaan pada fasilitas ini, akan menjadi suatu kerjasama yang bagus untuk menjadikan trotoar sebagai fasilitas yang nyaman digunakan.

Senin, 06 Februari 2012

KRL EKONOMI JABODETABEK DI MINIMKAN ATAU DI ANAK TIRIKAN?

Dunia perkereta apian Indonesia wilayah Jabodetabek beberapa pekan yang lalu sudah melakukan semacam perubahan pada sistem operasi kereta dan jadwal keberangkatannya. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pihak PT. KAI (persero) kepada pengguna jasa kereta api wilayah Jabodetabek. Beberapa sarana dan prasarana seperti gerbong kereta, stasiun dan lain sebagainya sudah mendapat sedikit perubahan dibandingkan sebelumnya. Salah satu dampak dari perubahan tersebut adalah minimnya jam operasi KRL ekonomi yang sudah menjadi transportasi favorit masyarakat Jabodetabek karena harganya yang sangat terjangkau.

Seperti yang sudah kita ketahui KRL ekonomi Jakarta Kota – Bogor merupakan kereta yang paling banyak peminatnya. Hal tersebut pastinya dikarenakan harga tiketnya yang sangat terjangkau dibandingkan dengan transportasi lainnya. Untuk jarak Jakarta Kota sampai Bogor ataupun sebaliknya hanya dikenakan biaya dua ribu rupiah (Rp. 2000,00). Namun dibalik murahnya harga yang diberikan sangat sebanding dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh pihak PT. KAI. Tidak perlu dipungkiri lagi kelayakan gerbong ekonomi yang dioperasikan berada dibawah standar sarana transport yang semestinya. Jumlah penumpang yang melebihi kapasitas merupakan sebuah keadaan yang sudah biasa terjadi disetiap hari bahkan disetiap keberangkatannya. Bahkan tidak aneh lagi kalau ada penumpang yang naik ke atap kereta untuk menghindari kepadatan didalam rangkaian gerbong ekonomi.


sumber : google.com


Melihat secara kilas mata keadaan gerbong yang mungkin sudah berusia lebih dari 10 tahun itu tak hanya terlihat dari bagian luarnya saja yang terlihat kumuh tapi bila diperhatikan secara detail, sangat banyak ketidak layakan yang mengharuskan rangkaian KRL ekonomi tersebut diganti atau diperbaharui dengan gerbong yang selayaknya. Seperti contoh, keadaan di dalam gerbong yang kotor dan banyaknya pedagang yang lalu lalang sudah menjadi suatu kondisi yang lumrah bagi para penumpang yang biasa memakai fasilitas ekonomi ini. Belum lagi pengemis mulai dari anak kecil sampai lansia yang mencoba menarik simpati para penumpang. Namun para penumpang harus bisa terima dan membiasakan keadaan tersebut demi sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan tidak perlu mengeluarkan banyak uang.

Rute kereta dengan sistem looping atau melingkar sempat membuat bingung para pengguna kereta. Misalnya bagi penumpang yang ingin menuju kearah Tanah Abang atau Jatinegara harus memakan waktu ekstra untuk dapat sampai ke tempat tujuan. Selain itu keterlambatan kereta sering dirasakan para penumpang tiap harinya. Kereta yang mogok pun menjadi salah satu alasan dari keterlambatan. Inikah yang dinamakan perubahan demi meningkatkan pelayanan terhadap pengguna kereta?

Pindah dari kemelut diluar rangkaian, sekarang coba kita perhatikan kenyamanan yang berada didalam rangkaian gerbong KRL ekonomi. Kebersihan yang kurang diperhatikan karena banyak pedagang kaki lima yang lalu lalang ditambah kurangnya kesadaran para penumpang untuk menjaga kebersihan didalamnya bisa dibilang menjadi salah satu penyebab utama kekumuhan tersebut. Pintu jendela yang macet menyulitkan penumpang untuk mengatur sirkulasi udara yang dibutuhkan, dan tidak sedikit kaca pada jendela yang retak bahkan pecah akibat ulah penumpang itu sendiri. Bagian yang paling kurang mendapat perhatian baik dari pihak pengelola maupun pengguna jasa transportasi tersebut adalah pijakan yang berada pada perbatasan gerbong KRL ekonomi yang terdapat lubang yang berada diantara kedua gerbong tersebut. Bayangkan bila ada penumpang yang melewatinya dan tidak tahu dengan keberadaan tersebut, maka akan yang akan terjadi? Tentunya akan membahayakan keselamatan penumpang itu sendiri.

Sekarang bandingkan dengan KRL commuter, keadaannya yang lebih terawat dan terjamin dibandingkan dengan KRL ekonomi. Hal itu terjadi terjadi tentu saja karena biaya yang dikenakan lebih mahal dari biaya ekonomi. Perbedaan harga lima ribu rupiah (Rp. 5000,00) dari harga tiket KRL ekonomi memberikan fasilitas dan kenyamanan yang lebih terjamin. Gerbong kereta yang lebih bersih, keamanan dan kenyamanan sangat terjamin karena adanya dua orang petugas keamanaan yang berjaga ditiap gerbongnya, dan yang pasti tidak akan menemukan hal-hal yang terdapat pada gerbong KRL ekonomi.

Dari hal-hal tersebut terlihatlah secara kontras perbedaan yang terdapat diantara keduanya. Salah satu alasan yang melatarbelakanginya adalah pihak PT. KAI mencoba meminimalisir jadwal pengoperasian KRL ekonomi wilayah Jabodetabek. Namun apakah dengan cara demikian pihak pengelola mengatasi agar masyarakat berpindah dari KRL ekonomi ke KRL commuter? Mengorbankan penumpang KRL ekonomi dengan ketidak nyamanan yang diberikan atas harga tiket yang mereka beli dengan harga yang murah.

Ran - Kulakukan Semua Untukmu




from : youtube

Kamis, 02 Februari 2012

IPK pertama gue !!!


ini Kartu hasil study gue di semester PERTAMA !!




kalo ini nilai murni UAS gue sebelum dipoles macem2 sama dosen2 tercintah :*

Rabu, 01 Februari 2012

Lantai Edukasi Museum Wayang

Museum Wayang Indonesia yang berlokasi di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 merupakan museum yang menyimpan koleksi wayang dari daerah-daerah di Indonesia dan juga luar negeri. Jumlah koleksinya kurang lebih 5147 buah yang diperoleh dari pembelian, hibah, sumbangan dan titipan. Awalnya bangunan museum wayang ini merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 yang sampai tahun 1973 berfungsi sebagai tempat untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara bangsa Belanda yang tinggal di Batavia.

Gagasan didirikannya Museum Wayang adalah ketika Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin ketika menghadiri pecan Wayang II tahun 1974. Dengan dukungan panitia acara tersebut, gubernur DKI Jakarta dengan para pecinta wayang, pemerintah DKI Jakarta menunjuk gedung yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 sebagai Museum Wayang dan museum tersebut diresmikan pada tanggal 13 Agustus 1975 oleh Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin. Museum Wayang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Permuseuman di bidang perwayangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 134 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi DKI Jakarta (BAB VIII, Pasal 33, 1)


Namun kali ini kita tidak akan membahas tentang sejarah museum wayang ataupun wayangnya itu sendiri melainkan kita akan membahas tentang salah satu keunikan yang terdapat pada Museum Wayang. Pernah kah kalian memperhatikan dengan seksama tentang museum wayang secara terperinci? Apa keunikan yang kalian temukan pada Museum Wayang? Salah satu keunikan yang terdapat pada Museum Wayang yang mungkin saja jarang ada orang yang menyadarinya adalah gambar yang terdapat pada lantai museum yang berada di lantai 3.





Beberapa bentuk persegi panjang berukuran 300cm x 500cm yang berada di lantai museum tersebut didalamnya terdapat contoh-contoh gambar bagian-bagian tubuh wayang yang berbeda-beda. Gambar yang tersebut antara lain: bentuk jari, bentuk wajah, bentuk mata, bentuk pinggul, bentuk hidung (irung-irungan), bentuk kaki (suku), bentuk mulut (cangkeman), badan dengan baju, selendang dan kalung, bentuk badan, bentuk tutup kepala, bentuk gelung rambut putri, dan masih banyak lagi.

Riva’i (42) pegawai Museum Wayang mengungkapkan bahwa tujuan adanya gambar pada lantai tersebut adalah untuk memberikan dan berbagi pengetahuan seputar perwayangan. Karena telah kita ketahui bahwa wayang merupakan salah satu asset budaya bangsa Indonesia. Dan kenapa gambar-gambar tersebut adanya dilantai museum karena ingin memberikan keunikan tersendiri pada museum wayang. Tidak hanya memamerkan berbagai jenis wayang tapi juga ingin memberikan pengetahuan lebih tentang wayang Indonesia itu sendiri.

Sebagian besar pengunjung museum wayang ini memang kurang menyadari adanya lantai edukasi ini. Selain karena letaknya berada di lantai museum yamg jarang diperhatikan oleh pengunjung selain itu juga karena posisinya yang menyerong dan ada sebagian gambar yang tertutupi oleh papan-papan penyekat.

Namun tidak sedikit juga orang yang menyadari keberadaan lantai edukasi ini. Seperti Mahmud misalnya, siswa kelas XI dari Bekasi ini tertarik dengan keunikan yang ada di museum wayang ini. Ia berpendapat bahwa dengan adanya lantai edukasi wayang ini, ia menjadi lebih tahu seputar wayang khususnya bagian-bagian dari wayang itu sendiri yang merupakan warisan budaya Indonesia. “gak nyangka ternyata bagian-bagian tubuh dari wayang itu beda-beda. Misalnya dibagian penggambaran hidungnya aja ada beberapa macem. Unik banget buat dipelajari!” perjelas Mahmud tentang tanggapan terhadap lantai edukasi tersebut.

Minggu, 29 Januari 2012

ARTIS dan KACAMATA-nya

Hey guys, i,m back with my article! Setelah sekian lama vacum (bukan vacum cleaner) dari dunia peng-artikelan *ceileh bahasa gue* sekarang gue balik lagi buat ngebahas suatu bahasan yang baru aja gue sadarin. Oke langsung bahas aja yuk !
Pernah ga sih kalian perhatiin makin kesini makin banyak yang pake kacamata? Tapi bukan cuma kacamata minus ato plus tapi kacamata yang cuma buat sekedar gaya aja. Mulai dari kalangan anak-anak yang terlanjur gaul sampai ke kalangan artis jadi banyak yang seneng pake kacamata. Coba deh kalian perhatiin disekitar kalian, entah temen, kakak, adik, gebetan ato pacar kalian terutama LAKI-LAKI mulai maniac sama barang yang satu ini.

Sekarang pembahasan ini kita fokuskan ke para artis yang sering nongol di TV. Pernah ga sih nyadarin kalo kebanyakan ato hampir semua artis yang lagi tampil secara live pada pake kacamata? Padahal kalo diperhatiin sepintas cuacanya fine-fine aja, dalam arti sinar matahari ga terlalu mentereng banget ato padahal mereka tampilnya di dalam ruangan. Nah... hal ini nih yang pengen banget gue bahas bareng temen-temen gue. Gue sempet nanyain kebeberapa temen gue kaya gini nih:

“menurut lu kenapa sih artis ato penyanyi kalo tampil live kebanyakan pake kacamata?”


Dan respon dari temen-teman gue pun macem-macem, diantaranya nih...

“hanya untuk gaya... tren biar performnya kereen” (Herawati)

“silau kali. Taw matanya bengkak karena kurang tidur kebanyakan kerja” - @ariswinardy

“biar lebih kece B)” - @jeanchukong

“jaga images cz matanya masih ngantuk. Pengen bikin sensasi yang sesuatu” - @deacubbyendalov

“buat ngumpetin rasa cape dia kayanya mah.. cape kan biasanya keliatan dari mata..” - @ilhamafriansyah

Nah dari beberapa pendapat temen-temen gue itu udah jelas kali ya kalo artis-artis yang punya segudang kesibukan mulai dari manggung sana-sini sampai sinetron striping juga manusia yang punya kekurangan. Kebanyakan dari mereka pake kacamata karena untuk menutupi matanya yang sembab akibat kurang tidur seperti pendapat salah satu sahabat gue ini:

”ehm, bisa ja buat gaya atau buat nutupin sembab2 di matanya, kan banyak artis yang manggung sana sini, jadi ke forsir waktu2nya apalagi buat sekedar merem, susah..” (Aska Wibianto)

Kacamata yang dipake pun memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Ada yang bentuknya bulat, kotak, oval dan bentuk-bentuk lain yang unik. Sedangkan untuk ukurannya pun macem-macem mulai dari kacamata sekecil boboho sampe segede kaca nako. Dari bentuk dan ukuran itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memakainya. Sekarang ini model kacamata yang lagi trend balik lagi ke jaman-jamannya bokap nyokap kita di era ’80-an. Model kacamata jengkol ato yang gue bilang kaca nako itu sekarang lebih banyak peminatnya, apalagi sekarang modelnya lebih divariasiin dan warnanya pun banyak pilihannya.

Oh iya kalian tau ga, ada artis yang jadi ketergantungan pake kacamata dan bahkan katanya sampai mempengaruhi penglihatannya kalo dia ga pake kacamata. Kalian pasti tau dong siapa orangnya? Yap, Ian Kasela. Vokalis dari grup band Radja ini tidak bisa keluar rumah tanpa memakai kacamata hitamnya, bahkan dirumahnya pun ia tetap memakainya. Selain itu koleksi kacamata yang ia miliki pun sudah mencapai jumlah yang luar biasa. Mulai dari kacamata yang banyak dijual diemperan toko yang harganya 25 ribuan sampe jutaan pun dia punya. WOW!!

Gue punya sedikit tips buat kalian yang mau pake kacamata.

1. Untuk pemilihan ukuran kacamata sesuaikan dengan bentuk wajah kalian. Jangan sampe salah pake coz nanti akan berefek sama penampilan kalian. Untuk yang bentuk wajahnya bulat gue saranin pake kacamata yang bentuknya oval atau kotak dan untuk wajah oval ga ada salahnya buat pake kacamata yang model kaca nako biar ada sedikit perpaduan pada wajah kalian yang panjang.

2. Warna kacamata sesuaikan dengan warna kulit dan kalo bisa sesuaikan dengan pakaian dan acaranya. Kalo pada kacamata itu terdiri dari beberapa warna pilihlah warna yang kiranya ga terlalu nabrak banget coz biar enak diliat juga.

3. Buat yang punya warna kulit sedikit ato bahkan gelap *kaya gue* jangan sekali-kali pake warna bingkai yang mentereng. Contohnya: putih. Pake warna yang relatif gelap kaya abu-abu, cokelat ato hitam.

4. Pakailah bentuk kacamata yang normal maksudnya jangan terlalu neko-neko. Jangan terlalu berpatok pada yang kita inginkan tapi inget ke poin-poin sebelumnya ya!

Nah... sekarang udah jelas banget kan kenapa sekarang artis-artis pake kacamata kalo lagi perform live? Itu karena mereka menutupi matanya yang sembab akibat kurang istirahat dan ga sedikit juga yang pake kacamata hanya untuk gaya demi memaksimalkan penampilannya ato menutupi kekurangan mereka. Buat kalian yang mau bergaya seperti artis-artis kita ga ada salahnnya ko selama kalian enjoy dan untuk penampilan kalian no problem. Tapi ingat jangan terlalu berlebihan coz nanti bukannya keliatan kece malah keliatan aneh.

Jumat, 27 Januari 2012

Kisah si anak buruh

Keinginan utama pelajar SMA setelah lulus adalah melanjutkan pendidikan dan bekerja, begitupun denganku. Namaku Adi Pratama, siswa kelas XII di salah satu SMA di Sukabumi. Keinginanku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi merupakan suatu impian yang sedari kecil aku inginkan, menjadi salah satu Mahasiswa di Universitas terkemuka di Indonesia. Merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai dalam hidupku.

Seusai pelaksanaan Ujian Nasional yang merupakan kegiatan tolak ukur kemampuan akademik pelajar di Indonesia ini, teman-temanku mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan kehidupannya setelah resmi menyandang gelar alumni pelajar SMA. Ada yang sibuk mencari informasi lowongan pekerjaan dan ada pula yang menyiapkan dokumen-dokumen untuk melanjutkan sekolahnya, tapi tidak denganku. Meskipun aku sangat bercita-cita menjadi seorang Mahasiswa di sebuah Institusi Pendidikan ternama namun keinginanku itu sepertinya harus ku pendam dalam-dalam untuk saat ini.


“ribet banget ya yang mau ikut SMNPTN” ledekku melihat Tika teman sekelasku yang sedang kebingungan memilah-milah dokumen yang akan dijadikan persyaratan.
“eh Adi, hehe. Iya nih banyak banget persyaratannya, bikin pusing”
“perlu bantuan?”
“hem... makasih di, udah mau selesai kok ini”
“oke oke, telat ya nawarin bantuannya?”
“ga ko, di. Eh bukannya lo mau lanjutin kuliah juga ya? Ko santai-santai aja?”
“pengennya... tapi kayanya ga sekarang deh”
“loh kenapa?”
“belum ada biaya...” jawabku tertunduk.

impianku menemukan hambatannya. Masalah finansial keluargaku memang tidak bisa ditutupi. Bapak hanyalah seorang buruh serabutan dan Ibuku seorang buruh cuci yang tidak memiliki penghasilan tetap. Aku sangat tidak tega bila harus melihat bapak dan ibu terus menerus bekerja di umurnya yang hampir setengah abad.

Seseorang memanggilku dan membuyarkan semua lamunanku, dan itu ternyata bu Dewi guru Bimbingan Konselingku. Ia menawarkan beasiswa atas prestasiku selama 3 tahun ini.

“gimana Adi?”
“sebenernya sih pengen bu tapi ibu kan tau sendiri keadaan keluarga saya bu. Saya masih punya 2 adik yang lebih memerlukan biaya untuk sekolahnya, jadi saya fikir untuk sekarang ini saya mau kerja dulu bu”
“baiklah kalau begitu mau kamu, ibu bantu cari lowongan pekerjaan yang cocok sama kamu”
“makasih bu”

Setelah konsultasi dadakan dengan bu Dewi membuatku sedikit tenang karena beliau akan membantuku mencarikan pekerjaan untukku. Disamping itu rasa menyesal menghinggapiku karena telah menolak beasiswa yang telah beliau tawarkan padaku. Namun apa daya karena keadaanku yang tidak memungkinkan membuatku mengubur semua keegoisanku. Persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melamar pekerjaan mulai kupersiapkan mulai dari surat lamaran, dan surat-surat yang lainnya. Dengan bermodalkan niat dan keinginan membahagiakan bapak dan ibu aku siap untuk terjun kedunia kerja.

Beberapa hari kemudian bu Dewi memberikan kabar bahwa salah satu perusahaan sedang membutuhkan pegawai baru untuk bagian Accounting.

“begitu mendengar kabar ini ibu langsung inget sama kamu, di. Besok lamarannya kasih ke ibu ya”
Mendengar kabar baik itu tidak akan ku sia-siakan. Sepulang sekolah aku segera siapkan semua yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan itu.
“lagi ngapain mas?” tanya ibu yang sedari tadi memperhatikan
“ini bu nyiapin persyaratan buat ngelamar kerja besok”
“kamu jadinya kerja mas? Bukannya dari dulu kamu maunya kuliah?”
“iya sih bu, tapi setelah difikir-fikir lagi mendingan mas kuliah dulu bu supaya bisa bantu bapak sama ibu”

Setelah mendengar penjelasanku ibu pun mengerti akan kemauanku ini. Keesokan harinya aku memberikan lamaran pekerjaanku ini kepada bu Dewi sesuai dengan perintahnya. Sekarang tinggal memaksimalkan doa untuk hasil yang maksimal pula.

Berminggu-minggu aku menunggu kabar dari perusahaan tersebut. Sampai akhirnya seseorang menghubungiku dan memberitahu bahwa besok aku harus datang untuk tahap wawancara. Perasaan sangat senang kurasakan saat ini, pintu menuju dunia baru mulai terbuka.
Kali ini harus bisa, optimis Adi!
Kabar baik ini aku sampaikan pada bapak dan ibu, sesuai dugaanku mereka turut senang mendengar kabar ini. Dukungan dari keluarga pun mengalir deras yang membuatku makin semangat dan optimis menghadapi wawancara besok. Di pagi buta seperti biasa aku sudah bangun dan membantu ibu merapihkan rumah. Setelah itu barulah aku mempersiapkan diriku untuk menghadapi hari ini.

“nanti kamu jangan gugup ya mas, santai aja. Jangan lupa berdo’a”
“iya bu pasti”

Nasehat ibu sebelum aku beranjak dari rumah menuju tempat tujuanku. Aku berpamitan dan memohon doa restu ibu dan bapak dan segera pergi. Sepanjang perjalanan mataku tak lepas dari petunjuk jalan yang diberikan bu Dewi padaku, dan akhirnya aku sampai pada tempat yang dimaksud dalam alamat itu. PT. Impack Group, nama yang terpampang jelas didepan gerbang. Tanpa ragu aku memasuki gedung pencakar langit itu. Sesampainya didalam aku menanyakan tentang wawancara untuk calon karyawan baru.

“di lantai 3 mas, nanti mas bisa bertemu dengan Pak Yanto bagian HRD”

Tanpa membuang waktu lagi aku segera menuju tempat yang dimaksud. Rasa gugup mulai menyelimuti diriku. Ketika sampai aku langsung dipersilahkan masuk ke ruangan pak Yanto yang ternyata adalah kepala bagian HRD. Saat proses wawancara berlangsung aku menjawab pertanyaan yang diajukan dengan tenang dan hati-hati demi hasil yang memuaskan. Wawancara tersebut selesai dalam waktu 20 menit, setelah ini aku masih harus menunggu untuk tahap pemeriksaan kesehatan. Setelah menunggu beberapa menit, aku kembali dipanggil untuk tahap selanjutnya. Pada tahap ini pun tidak mendapatkan hambatan dan semuanya berjalan dengan lancar.

“baik mas untuk hasil keseluruhan akan kami hubungi kembali”
“baik mba, terima kasih. Permisi”
Semua tahap telahku lewati dengan tenang tanpa rasa gugup seperti pesan ibu. Aku pulang ke rumah dengan wajah lelah dan sangat cape.
“gimana tadi mas?”
“alhamdulillah pak lancar”
“ga ada permasalahan kan mas?”
“ga ada pak, yaudah pak aku mau mandi dulu terus istirahat, pegel banget ini badanku”

Sebelum istirahat aku membersihkan badanku agar bisa beristirahat dengan nyaman, dan lupa untuk shalat, memohon petunjuk dan hasil yang maksimal.

Sambil menunggu hasil keputusan dari perusahaan aku membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah dan membuat kue yang nantinya akan dijual oleh kedua adikku. Denganku membantu ibu seperti ini aku lihat sudah ada kesenangan sendiri yang terlihat dari wajah ibu dan tentunya aku pun ikut senang melihat ibu seperti itu. Berhari-hari aku menunggu kabar dari perusahaan tersebut. Rasa putus asa sempat mendatangiku tapi ibu meyakiniku kalau aku diterima diperusahaan itu. Kesabaranku membuahkan hasil, beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa aku diterima menjadi karyawan kontrak di perusahaan itu di bagian accounting, sesuai dengan ilmu yang kudapat pada saat aku duduk dibangku sekolah menengah atas. Puji syukur tak henti-hentinya kupanjatkan kepada Allah SWT atas semua yang telah ia berikan padaku.

“bu... aku diterima bu...”
“alhamdulillah mas” ucap syukur ibu sambil meneteskan air mata bahagia.

Dihari pertama ku bekerja, aku mengenal teman-teman dan lingkungan baruku yang nantinya akan menjadi bagian dalam duniaku. Pekerjaan-pekerjaan yang aku kerjakan sudah tidak asing lagi bagiku, sehingga aku tidak mendapatkan kesulitan pada saat mengerjakannya. Baru saja beberapa hari bekerja disitu aku sudah merasakan kenyamanan seperti dalam lingkungan yang sudah lama ku kenal. Kesenanganku saat ini tak lepas dari bantuan bu Dewi yang telah menghubungkanku dengan duniaku saat ini. Sepulang kerja aku berencana ingin mengunjungi rumah bu Dewi untuk mengucapkan terima kasih. Ketika waktu pulang aku segera bergegas meninggalkan kantor, tapi sebelum ke rumah beliau aku mampir kesebuah toko untuk membeli beberapa bingkisan sebagai ucapan terima kasihku.

“Assalamu’alaikum...”
“Walaikumsalam...”
“ibu maaf ganggu”
“oh Adi, masuk di masuk”
“iya bu...”

Bu Dewi dengan baju dasternya sangat berbeda dengan bu Dewi pada saat memakai seragam dinas dan make up. Selain mengucapkan terima kasih aku juga menceritakan dunia kerjaku saat ini.

“makanya bu saya mau berterima kasih banget sama ibu, tanpa bantuan ibu Adi ga akan bisa kaya gini”
“udah jadi kewajiban ibu sebagai guru untuk bantu muridnya di”

Kata-kata sederhana dari bu Dewi mempunyai banyak makna yang terkandung didalamnya. Beliau benar-benar pahlawan bagiku dan keluargaku.

Semenjak aku bekerja disana perekonomian keluargaku menjadi membaik. Ibu tidak perlu lagi menjadi buruh cuci untuk membiayi kehidupan kami sehari-hari, adik-adikku tidak lagi berjualan kue disekolah mereka ku fokuskan untuk belajar dan sekarang bapak sudah mempunyai pekerjaan tetap sebagai supir pribadi. Di kantor aku mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikanku ke tingkat yang lebih tinggi. Tentu saja seperti impianku untuk melanjutkan kuliah seperti teman-temanku yang lain.

“saya minta kamu harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan pendidikanmu ya di, ini semua demi perusahaan kita”
“baik pak”

Kini aku melanjutkan kuliah disebuah universitas swasta jurusan Akuntansi. Meskipun tidak sesuai dengan impianku seutuhnya tapi tidak menyurutkan semangatku untuk terus belajar dan bekerja keras, demi karirku dan demi keluargaku.

Dia tetaplah sahabatku...

Kisah persahabatan memang tidak akan ada akhirnya. Arti sebuah persahabatan yang sampai saat ini masih sangat terasa dan mungkin tidak akan terlupakan. Serumit apapun itu tetap akan terselesaikan dengan kebersamaan yang abadi. Kisah ini dimulai saatku duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Aku dan 5 sahabat baikku Handa, Ayu, Octa, Lia dan Susan selalu bersama. Tak tahu sejak kapan kami jadi sedekat ini. Mungkin ada beberapa kesamaan dari kami yang menjadikan kami menjadi sahabat seperti sekarang ini. Mulai dari kelas yang sama sampai organisasi yang kami ikuti.

Walaupun pada dasarnya manusia memiliki sifat dan karakter yang berbeda kami selalu mencoba menyamaratakannya. Handa temanku yang gendut ini ahli dalam pelajaran Matematika, memiliki sifat yang sedikit keras dan berpendirian kuat. Ayu temanku yang ahli debat pada pelajaran Kewarganegaraan ini adalah tipe orang yang segala sesuatunya dipikirkan dengan sangat rasional dan logis. Octa sahabatku yang paling imut diantara yang imut dan bisa dibilang kembang sekolah ini merupakan sosok yang mandiri tapi manja. Lia si jangkung yang merupakan kembaran jauhnya salah satu artis remaja (baca:Mikha Tambayong) sangatlah lembut baik dari kelakuannya maupun cara bicaranya tapi jangan samakan pada saat dia marah, beda 180 derajat. Yang terakhir Susan, temanku yang memiliki ciri khas dari bentuk matanya yang agak sipit itu orangnya sedikit linglung dan sedikit lama dalam menyerap perbincangan apabila kami sedang berkumpul. Dan aku? Aku hanyalah gadis yang sedikit gemuk dan sangat menyukai olahraga basket.


Suatu saat persahabatan kami pun mendapatkan cobaannya. Octa mendapatkan sedikit masalah dalam keluarganya hingga dia menjadi sedikit tertutup pada kami, ditambah lagi dengan pacar baru Octa yang membuat kelakuan Octa semakin aneh.

“ta lu kok jadi beda sekarang?” tanyaku pada Octa.
“ga ada apa-apa ko Wid”
“gue yakin lo ada apa-apa, cerita dooooong”
“hem, tapi janji ya jangan bilang siapa-siapa?”
“iye ta”

Setelah menyetujui permintaan Octa, diapun menceritakan semuanya yang selama ini ia tutup-tutupi dari kami. Pacar Octa yang awalnya diperkenalkan oleh mamanya merupakan sosok laki-laki yang umurnya terpaut jauh diatasnya dan merupakan seorang single parents dengan dua orang anak.

“Ha? Terus?”
“ya gitu, gue udah sayang banget sama dia Wid”
“nyokap lo tau kalo dia punya anak?”
“ya iyalah, kan nyokap gue yang ngenalin”
“hem... bagus deh kalo nyokap lo tau, takutnya nyokap lo ga tau. Terus?”
“terus apa lagi? Teras terus teras terus... kaya tukang parkir lo”
“hehe... maksud gue terus reaksi nyokap lo gimana?”
“fine fine aja, alhamdulillah”
“syukur deh kalo gitu”

Mendegar penjabaran Octa, diriku seperti tersetrum tegangan listrik. Tapi perasaanku sedikit lega karena orangtua Octa sudah terlibat didalamnya.

Suatu hari Ramdhan, pacar Octa datang ke sekolah untuk menjeputnya. Kedatangan Ramdhan itu pun menimbulkan sejumlah pertanyaan pada sahabat-sahabatku yang lain. Seolah tidak percaya, Handa pun menanyakannya pada Octa.

“ta itu cowo lo?”
“iya Han, kenapa?”
“hem... ga apa-apa hehe”

Sulit dipercaya setelah mengetahui hal itu, tapi aku sudah memperkirakan dan membayangkannya setelah Octa menceritakan yang sebenarnya tentang pacarnya itu.

Hubungan sahabatku dengan pacarnya itu makin hari kudengar makin baik. Tidak ada sesuatu yang membuat sahabatku jadikan masalah. Kami pun menjalankan aktivitas kami seperti biasa bersama-sama. Di tingkat akhir pada Sekolah Menegah Atas kami ini, kami mempunyai target untuk mencapai nilai yang maksimal. Kegiatan kami di organisasi yang kami ikuti sudah mulai kami tinggalkan demi menjaga konsentrasi kami pada pelajaran yang nanti akan diujiankan. Namun ada yang sedikit berbeda pada Octa, akhir-akhir ini ia sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Kami takut terjadi apa-apa pada sahabat kami itu.

“cek ibu kontrakan lo ga masuk lagi?” tanya Ayu
“iya semalem dia sms katanya dia sakit, asam lambungnya tinggi”
“ya Allah, sebentar lagi kan udah mau try out kasian kalo dia ga masuk terus. Takutnya dia ketinggalan pelajaran”
“iya sih tapi mau gimana lagi namanya juga orang sakit”

Melihat sikap dan kelakuan Octa menjadi pertanyaan besar untuk kami. Ada apa dengan Octa? Akhir-akhir ini ia jadi jarang masuk sekolah dan sangat membuat kami kahawatir.

Hari-hari disekolah tanpa 1 sahabat kami terasa sangat berbeda. Tempat duduk kami yang biasanya berjajar penuh, sekarang tidak. Pada saat makan dikantin, tidak ada lagi yang kami marahi karena makanannya penuh dengan sambal dan cuka. Keingin tahuanku pada keadaan Octa semakin besar dan aku memutuskan untuk menanyakannya lansung pada Octa melalui pesan singkat.

To : Octa
Ta, gimana kabar lo?
Kata Susan lo sakit lagi ya? GWS ya, biar bisa sekolah lagi n kumpul bareng kita2.
Udah kangen berat niiih !! :p


Tak lama kemudian Octa pun membalasnya, ia menceritakan alasan kenapa akhir-akhir ini tidak masuk sekolah sampai akhirnya ia menceritakan tentang keuarganya padaku. Sungguh tak menyangka dengan kondisi keluarganya saat ini. Tekanan batin yang ia rasakan dari sang mama menjadi salah satu masalah yang membuatnya tidak dapat fokus pada pelajaran sekolah.

From : Octa
Gue jadi bingun Wid sama nyokap gue sendiri. Yang jadi pertanyaan gue tuh buat apa awalnya dia ngenalin gue sama Ramdhan kalo sekarang gue suruh ngejauhin dia.
Udah gitu kelakuan nyokap gue sekarang2 ini makin aneh...


Penjelasan panjang Octa cukup membuatku simpati pada keadaannya sekarang ini. Aku tidak bisa membayangkan bila aku yang ada diposisinya. Mendapat tekanan batin dari orangtua sendiri untuk melepaskan orang yang kita sayang dalam keadaan yang tidak sehat. Sungguh suatu keadaan yang sangat rumit.

From : Octa
Gue mohon lo jangan bilang ato kasih tau siapa pun tentang ini ya Wid...


Aku hanya bisa menjaga rahasia yang sudah Octa percayakan padaku, hanya itu yang bisa ku lakukan demi sahabatku.

Setelah hari penuh curhatan via telepon seluler itu Octa kembali masuk sekolah. Kami kembali merasakan kelengkapan yanng biasanya terasa sepi tanpa Octa.

“tau ga, lo tuh kaya setan. Hari ini sama besok masuk, ntar kaga, ntar masuk lagi, ntar kaga lagi” ledek Handa pada Octa.
“hehe... ya maklumlah namanya juga artis, sibuk!” jawab Octa dengan nada seperti artis yang super sibuk.

Melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Octa serentak mengundang tawa kami. Suatu moment yang sangat aku rindukan, saat berkumpul dengan orang-orang yang aku sayang. Tapi sayang tak berapa lama kemudian Octa kembali tidak masuk sekolah. Susan kembali mendapat sms dari Octa bahwa ia sakit lagi. Kali ini sangat membuat kami panik, karena 2 hari lagi akan diadakan try out terakhir pra Ujian Nasional. Pulang sekolah kami bermaksud berkunjung ke rumah Octa untuk memberikan kartu peserta try out dan mengantarkan buku latihan untuk belajarnya nanti. Seperti yang sudah direncanakan setelah bel pulang sekolah berbunyi kami langsung menuju rumah Octa yang tidak terlalu jauh dari sekolah.

Sesampainya dirumah Octa kami disambut oleh mamanya yang kebetulan membuka usaha dihalaman rumahnya.

“Octanya mana?” tanya mama Octa pada kami
Pertanyaan mama Octa yang singkat membuat kami sangat kaget. Seketika pertanyaan-pertanyaan tentang Octa hinggap di otak kami. Kami saling memandang satu sama lain dengan wajah kaget dan sangat tidak percaya.
“emm... tadi sih Octanya pulang duluan tante” jawab Ayu ragu
“pulang sama siapa dia? Sama Ramdhan ya?”
“kurang tau tuh tante, tadi pas Octa pulang kita masih dikelas”

Mendengar jawaban Ayu, orangtua Octa sedikit menggerutu tentang anaknya itu. Sangat diluar dugaan, tiba-tiba sang mama menceritakan semua tentang Octa sejak ia duduk di bangku SMP sampai dengan saat ini. Mendengar cerita mama Octa membuatku sangat bingung, karena apa yang kudengar saat ini dengan yang Octa ceritakan terdapat kejanggalan. Penasaran dengan keberadaan anaknya, orangtua Octa pun mencoba menghubungi Octa. 1 kali, 2 kali, 3 kali tidak ada respon dari sang penerima dan akhirnya mama Octa menghubugi Ramdhan. Tapi Ramdhan berkata bahwa ia sedang tidak bersama Octa. Kepanikan kami makin menjadi-jadi mendengar kabar tersebut dan demikian dengan mama Octa. Kami semua mengkhawatirkan Octa, kami takut hal-hal yang buruk menimpanya diluar sana. Setelah menunggu beberapa saat kami memutuskan untuk pulang. Selama perjalanan pulang fikiran kami terus menerus di kelilingi tentang Octa, kami hanya berharap tidak terjadi apa-apa padanya.

Malamnya, Octa mengirimkan sebuah pesan singkat yang isinya adalah ucapan terima kasih tapi diikuti dengan kata-kata kesal. Membaca pesan itu sontak membuatku bingung, kenapa akhirnya jadi begini? Niat kami yang hanya ingin mengetahui keadaan sahabat kami berakhir dengan kemarahan dan kekesalan Octa.

Kenapa jadi gini? Gue sama yg lain cuma khawatir sama lo, ta...

Keesokan harinya sikap Octa berubah 180 derajat dari biasanya. Sekarang ia menjadi jutek dan dingin pada kami. Memperhatikan hal tersebut tentu saja membuat kami kebingungan setengah mati.

“kok dia jadi gitu sih?” tanya Handa agak sewot
“ga tau gue, tadi dari tadi pagi juga diem-dieman gue sama dia” jawab Susan bingung
“mungkin dia marah sama kita gara-gara udah masuk ke privasinya” timbrung Ayu
“kita bukan ganggu privasinya tapi kita tuh care sama dia” tambah Lia yang selama ini seakan bungkam

Mendengar pendapat mereka aku hanya bisa diam, tidak tahu harus berbuat apa supaya Octa kembali menjadi seperti semula.

Antara kami dan Octa makin hari semakin jauh, tidak seperti dulu. Hal tersebut terus berlangsung hingga Ujian Nasional tiba. Ia yang mendapat tempat duduk dibarisan paling depan memudahkan kami terutama aku mengontrolnya selama ujian berlangsung. Selama ujian berlangsung kami melihat tidak ada kesulitan yang berarti pada sahabat kami itu. Waktunya pengumuman nilai-nilai ujian pun tiba. Kami (tanpa Octa) berlari kesana kemari mencari nilai hasil belajar kami selama 3 tahun yang ditentukan dari Ujian yang sebulan lalu kami laksanakan.

“gue liat, gue liat...” ucapku sambil memasuki kerumunan teman-teman sekelasku yang sedang melihat hasilnya masing-masing.
“nanti aja Wid, kalo udah pada puas baru kita yang puas-puasin” beritahu Ayu padaku.

Aku segera mundur dan keluar dari kerumunan kecil yang sangat padat itu dan berpesan pada Wira sang ketua kelas untuk memberikan hasil itu padaku setelah semua teman-teman melihat hasilnya. Ekspresi yang bermacam-macam pun terlihat jelas dari raut wajah teman-temanku yang lain setelah melihat hasil itu, dan sampai akhirnya giliran kami tiba untuk melihat hasilnya. Ekspresi senang langsung terpancar dari sahabat-sahabatku namun keceriaan terhenti sejenak setelah melihat hasil Octa.

“ya Allah...”
“kenapa yu?”
“liat nih...” sambil menunjuk ke suatu nama yang sangat akrab dengan kami

Octavia
Bahasa Indonesia ...
Bahasa Inggris ...
Matematika ...
Kompetensi Kejuruan ...


Melihat hasil sahabatku sungguh menghapus semua kegembiraan kami, meskipun ia dinyatakan lulus tapi sebagai sahabat kami merasa gagal dalam menjalin solidaritas diantara kami berenam. Kabar tentang sahabat kami semenjak pengumuman itu menjadi simpang siur tidak jelas. Ada yang mengatakan dia sudah pindah rumah, sudah bekerja dan lain-lain. Begitu aku dan Ayu mencoba menghubunginya tak ada nomor telepon yang bisa kami hubungi, hilang dan tak tahu kemana. Bahkan pada perpisahan sekolah pun dia tidak datang menampakkan batang hidungnya, kami hanya bisa menghela napas dan berharap segera bertemu dengan Octa.

Setelah lulus kami pun sibuk dengan dunia kami masing-masing. Aku, Ayu, Handa dan Susan sibuk dengan kuliah sedangkan Lia sibuk dengan kerjanya, dan Octa... sampai saat ini belum ada kabarnya. Masalah tentang sahabat kami sudah mulai terhapuskan dari benak kami karena kesibukkan kami masing-masing dan sampai pada suatu hari...

From : Handa
Dud telpon gue sekarang!


Setelah membacanya aku segera mengikuti instruksi dari pesan tersebut. Handa memberitahukan bahwa sekarang Octa sedang hamil 8 bulan dan ia ingin kami berkumpul dirumahnya. Mendengar kabar tersebut spontan aku sangat kaget dan tidak percaya, kami memutuskan hari ini juga berkunjung ke kediaman Octa sekarang. Namun Ayu, Susan dan Lia tidak bisa ikut dikarenakan kesibukannya masing-masing. Rasa penasaran sangat menyelimutiku saat ini, ingin rasanya segera melihat Octa yang sudah sekian lama tidak bertemu. Dipersimpangan jalan kami menunggu Octa, dan tak lama kemudian ia muncul. Seorang perempuan kecil dengan kondisi perut besar memakai jaket besar, sulit kupercaya kalau itu adalah Octa. Badan yang gemuk seperti ibu hamil pada umumnya terlihat jelas pada sahabat kami yang sudah lama tidak bertemu.

“Widi, Handa...” panggil Octa dengan suara khasnya sambil melambaikan tangan pada kami. Kami membalas panggilan dan lambaian tangannya itu.

Setelah itu kami dibawa kesebuah rumah kontrakan yang tidak jauh dari tempat kami bertemu. Kontrakan Octa dan suaminya Ramdhan yang berada di depan gang.

“ayo masuk masuk, maap ya kalo kecil” ajak Octa
“ga apa-apa kali ta, yang penting ada tempat tinggal” jawab Handa

Pertemuan kami kali itu adalah pertemuan setelah pengumuman kelulusan sekolah. Berbulan-bulan tidak bertemu dan ternyata ia sedang mempersiapkan diri menjadi seorang ibu. Pertanyaan demi pertanyaan seputar dirinya terus kami tanyakan pada sang narasumber. Mulai dari kabarnya hingga keadaan rumah tangga barunya.

“ya sekarang gue udah tenang soalnya udah punya temen hidup hehe” ucap Octa

Beberapa hari kemudian Lia da Susan ikut bersamaku dan Handa ke kediaman Octa yang baru. Suasana yang sudah lama tak kami rasakan kini kembali kurasakan bersama sahabat-sahabatku. Dan kini Octa telah melahirkan anak pertamanya, anak laki-laki yang sangat lucu dan aktif seperti ibunya. Kini kekhawatiranku dan yang lain terbayar sudah. Octa yang bahagia dengan kehidupan barunya sebagai seorang istri dan seorang ibu memberikan pelajaran yang sangat bermakna bagi kami. Bagaimana pun keadaan dan kondisi sahabat kita saat ini, dia tetaplah sahabatku yang ada disetiap senang dan sedihku.

Jumat, 20 Januari 2012

Putri Keraton VS Jawara Bojong episode 3

Semenjak hari itu aku dan Raka menjadi teman baik, tidak seperti sebelumnya yang sering bertengkar dan saling mengejek. Tapi sayangnya kami menjadi akrab saat Raka sudah tidak disini lagi. Yaa ... Raka pindah sekolah, ia pindah ke salah satu daerah di Bogor tapi aku tidak tahu persis dimana daerah itu. Kami tetap berkomunikasi baik. Ia menceritakan semua pengalaman barunya di sekolah dan lingkungan barunya disana.

Disamping itu aku sangat merasakan kehilangan sosok Raka yang selalu ada di hari-hariku di sekolah. Tidak ada lagi orang yang menjadi teman bertengkarku, teman ejekanku dan teman yang selalu buat aku marah. Secara tidak langsung aku sangat merasa kehilangan Raka saat ini, dan aku sangat berharap aku dapat mengulang kembali waktu-waktu yang telah terlewat bersamanya.


Tak terasa sudah 6 bulan hari-hariku sepi tanpa Raka. Selain itu yang membuatku tambah sedih akhir-akhir ini, bahkan sudah hampir 2 bulan Raka tidak mengabarkan keadaannya disana. Ada apa dengannya ? aku sangat khawatir dengan keadaannya saat ini. Tak jarang pula aku bercerita kepada Bapak dan Ibu tentang ini. Mereka selalu bilang bahwa mungkin saja ia disana sedang sibuk dengan aktivitas dan kegiatannya, makanya ia tidak sempat memberikan kabar kepadaku. Hmm ... entahlah, yang jelas aku sangat khawatir dengan keadaannya.

Tiba-tiba aku terfikir,
“kenapa gak search di facebook aja ?” batinku memberi ide
Tanpa buang-buang waktu lagi aku segera mengambil laptopku dan langsung mengkoneksikannya dengan situs kegemaranku itu. Satu persatu aku mulai mencari dengan satu kunci yaitu namanya ‘Raka Putra’. Dengan percaya diri yang tinggi aku mulai mencari seluruh pengguna akun yang mempunyai nama seperti itu. Tapi tak satu pun dari para pengguna itu aku dapati sebagai Raka yang aku cari.

Sudah hampir 2 jam aku mencari akun Facebook miliknya tapi hasilnya NOL. Semua tenaga dan fikiranku habis terkuras didepan layar laptopku. Mata ini sudah mulai letih yang sedari tadi sacara terus-menerus melihat ke arah monitor. Mungkin pencarianku melalui facebook cukup sampai sini.
“Raka ... dimana kamu ?” tanyaku sambil melihat ke arah monitor laptopku dan secara tak sengaja air mataku menetes dan membasahi pipiku.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah dengan menyandang sebagai murid kelas XII IPA 1. Suasana sekolah sama seperti biasanya, setiap awal tahun ajaran baru pasti ada MOS. Adanya kegiatan rutin disekolah itu tiap tahunnya memberikan hiburan tersendiri bagiku yang menyaksikan kejailan senior kepada juniornya.
“Vin, liat deh yang itu. Ganteng bangeet !” beritahu Santi ketika melihat sosok laki-laki yang menurutnya unik
“yang mana ?” tanyaku yang tidak tahu orang yang Santi maksud
“itu tuh ... yang pake kacamata biru” jawab Santi sambil menunjuk kearah orangnya
“mana sih ???” tanyaku lagi sambil mencari orang yang ia maksud
“yaampun Vina, masa anak seganteng itu gak keliatan sama lo ? itu tuh ...”jawab Santi kesal
“oh ...”ucapku sok tahu
“uda tau kan ? bener kan Vin ganteng banget ...” ucap Santi menyambung ucapanku tadi. Ketika Santi sedang curhat tentang si anak baru itu, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Secara spontan aku menoleh kearah pundakku dan melihat seorang laki-laki menggunakan seragam sekolah lain berdiri disampingku.
“maaf, mau tanya ruang guru dimana yah?” tanya orang itu kepadaku
Ketika akan menjawab Santi lansung menyambar menjawab pertanyaan orang itu.
“dari sini kamu lurus aja, kalo udah mentok belok kanan deh. Nanti disitu juga uda keliatan banyak guru-guru berkeliaran” jawab Santi centil
Melihat sikap Santi orang itu jadi heran dan jadi tercengang begitupun dengan aku.
“oh, baiklah terima kasih” ucap orang itu lalu segera menuju tenpat yang dituju
“yaampun Vin ... cowok tadi ganteng bangeeeeeeet !’ ucap Santi dengan gaya centilnya
“ha ? tadi kamu bilang yang pake kacamata yang ganteng, sekarang yang itu. Sebenernya yang mana sih ?” tanyaku bingung
“emang sih awalnya yang pake kacamata itu tapi sekarang mah yang itu aja deh. Gayanya itu loh Vin, euh ... keren abis !” jawab Santi lebay
“huss ! inget si Budi pacar kamu San. Mau dikemanain dia ?” ucapku menasehati temanku yang satu ini
“hemm ... dia kan sekarang lagi gak disini jadi boleh lah cuci mata ? hehe” jawab Santi ngeles
“yauda terserah kamu aja deh” balasku

Perbincanganku dengan teman lebayku ternyata tak terasa sudah berjalan setengah jam alias 30 menit. Bel masuk pun berbunyi, semua anak yang berada di luar segera masuk ke kelas masing-masing, begitupun dengan aku dan Santi yang sejak tadi berada dikoridor kelas.

Tingkah dan kelakuan Santi selalu bisa membuatku lupa semua tentang Raka. Karena kekonyolan dan humornya lah, tak heran jika aku menjadikannya teman terbaikku disekolah. Di kelas 3 ini ia duduk sebangku dengan pacarnya Budi, menurutnya kesempatan sekolah yang tinggal 1 tahun ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk dalam hal pacaran. Dia tidak mau menyia-nyiakan sisa-sisa masa sekolahnya tanpa sang pacar.
“Vin, jangan sedih yah sekarang lo gue tinggal duduk sendiri” ucap Santi lebay
“iya San, gak apa-apa. Puas-puasin dah sama pacarmu itu. Aku ikhlas dunia akhirat. Haha” jawabku ngawur
“kaya apaan aja kamu Vin pake dunia akhirat segala” sambung Budi yang sedaritadi menyimak percakapan kami berdua
“haha. Sekali-kali aku lebay kaya pacarmu kan gak apa-apa Bud” balasku mengejek
Belum sempat Budi membalas ejekkanku, bu Maria guru Fisika nan cantik itu masuk ke kelas.
“pagi anak-anak” sapa bu Maria dan secara serentak semua murid dikelas termasuk aku menjawab sapaan bu Maria
“sebelum memulai pelajaran hari ini, ibu akan memperkenalkan seorang murid baru pindahan dari Bandung ...” beritahu bu Maria
Sebelum bu Maria melanjutkan pembicaraannya semua murid dikelas menjadi heboh karena kedatangan murid baru dari luar kota.
“bu maaf, bukannya kalau sudah kelas 3 gak bisa terima murid baru lagi ?” tanyaku memotong pembicaraan bu Maria
Namun bu Maria tidak menjawab pertanyaanku dan langsung memanggil anak baru itu masuk. Ketika ia masuk aku tercengang melihat orang itu begitupun dengan Santi. Ternyata dia orang yang bertanya padaku tadi.
“selamat pagi, perkenalkan nama saya Doni Nugraha biasa dipanggil Doni. Saya murid pindahan dari SMAN 3 Bandung jurusan IPA. Salam kenal” ucap anak baru itu memperkenalkan diri
Semua cewek yang ada dikelas seolah terpaku pada murid baru itu termasuk Santi. Mereka seperti terhipnotis ketika anak baru itu sedang memperkenalkan diri.
“oke baiklah, cukup perkenalannya. Doni sekarang kamu cari tempat duduk yang kosong ...” ucap bu Maria sambil melihat-lihat sekeliling kelas sampai ia melihat kearah tempat dudukku
“nah, disana kamu duduk. Bersama Vina” sambung bu Maria meneruskan ucapannya
“baik bu” jawab Doni si anak baru itu
Akhirnya Doni duduk denganku, sesuai dengan perintah bu Maria. Semua cewek dikelas merasa iri denganku karena aku duduk sebangku dengan anak baru itu.
“hey, kamu yang tadi itu kan ? aku Doni” tiba-tiba orang itu memperkenalkan diri didepanku sambil menyodorkan tangannya
“iya. Aku udah tau kok, tadikan kamu ngenalin diri kamu didepan” jawabku santai tanpa membalas jabatan tangan yang ia tawarkan
“oh iya yah ? hehe. Oke, nama kamu siapa ?” tanya orang itu
“tadi kan bu Maria udah sebutin nama aku. Vina” jawabku agak jutek
“oh, oke. Salam kenal Vina” balas Doni dengan senyumannya yang membuatku sedi kit luluh dan aku balas dengan senyumanku