Senin, 17 Juni 2013

Hilang




Life must go on… tapi kenapa masih banyak seonggok daging bercampur darah itu melakukan sesuatu yang tidak menghasilkan apapun? Banyak pula dari mereka yang mengatakan “Semuanya, segala sesuatunya bias terjadi tiba-tiba. Tak ada yang tahu...” apakah masih kurang himbauan seperti itu? Atau… mereka tidak bias mencerna makna yang terkandung pada susunan kata-kata itu?
Selalu ada perpisahan setiap terjadi pertemuan. Kita tidak bias mengelak dari hukum alam itu, kawan. Begitu pula yang kurasakan beberapa saat yang lalu. Menyesal, merasa kehilangan, dan sebagainya pada orang yang telah mendahului. Sangat merasakan kehilangan saat yang diharapkan tidak mungkin bersentuhan secara fisik lagi. Beberapa kebiasaan sehari-hari yang dilakukan bersamanya kini hanya tersimpan manis dimemori otak ini. Bukankah seharusnya kita berbahagia bahwa Tuhan saying padanya? Tapi kenapa harus diiringi air mata atas rasa saying Tuhan itu? Sungguh… bukan perkara yang mudah untuk membedakannya.