Minggu, 11 Januari 2015

Hey, Senja! - Part I

Sumber Gambar: google.com

Alunan lagu bertempo medium-up terputar dari handphone. Suasana sore yang mendung dengan angin sepoy-sepoy selalu berhasil membuat Karin terlena. Sebuah cafe yang berada di pusat kota menjadi tempat favoritnya untuk menghabiskan sisa waktunya di hari itu. Meja bundar berdiameter 1 meter yang berada di pojok kanan dan berdinding kaca besar jika bisa berbicara pasti akan mengatakan "Lo lagi... Lo lagi...". Dunia kampus menurutnya adalah dunia yang paling aneh. Tidak pernah terbesit sama sekali dibenaknya untuk melanjutkan study ke perguruan tinggi, apa lagi mengambil jurusan Psikologi, Maka tak heran jika Karin selalu tidak bertahan lama di area kampus.

Sepatu NIKE Airwalk berwarna biru tua dengan corak kuning tosca berjalan menuju parkiran motor yang berada di depan cafe. Sebuah vespa matic berwarna hitam dengan helm khasnya terparkir rapih sesuai jalurnya. 

"Tumben jam segini udah keluar aja, rin?" Tanya seorang barista cafe yang sudah akrab dengannya.
"Hehe lagi pengen keluar nih. Langitnya manja banget minta di foto" Jawab Karin sambil menyalakan motornya. Tak lama perempuan itu pun pergi meninggalkan parkiran cafe

Aneh memang melihat seorang perempuan dengan paras ayu seperti Karin sering melalang buana sendirian. Kemana pun itu akan ia jalani sesuai dengan kata hatinya. Vespa matic hitam yang merupakan hadiah pemberian dari mendiang sang nenek menjadi satu-satunya yang paling setia untuknya. Diarahkanlah kendaraan itu kesebuah jembatan yang menghubungkan dua bukit yang berada di pinggiran kota. Terlihat dengan jelas paparan langit senja yang cantik. Warna langit yang mulai berganti menjadi kegelapan dihiasi dengan besutan warna jingga dan violet yang menyejukkan mata.

"Perfect!" Ucap Karin sambil mengambil gambar keindahan lukisan Tuhan di sore itu.

Selasa, 06 Januari 2015

28 JAM

Kamu jadi kesini kan? – Bowo

Sebuah pesan hinggap di layar ponselku. Bowo. Ya aku memang punya sebuah janji padanya, lebih tepatnya dengan temannya juga. Suasana ramai yang ada dihadapanku saat ini membuatku sedikit susah untuk membalas pesannya. Ku masukkan ponselku ke saku celana kemudian aku kembali menyelesaikan apa yang sudah ku mulai di malam pergantian tahun ini.

Acara diakhiri dengan penampilan beberapa DJ yang membawa para pengunjung menggerakkan tubuhnya mengikuti irama. Perayaan pergantian tahun kali ini berakhir di pukul 2 pagi. Langsung ku arahkan badan ini menuju sebuah kamar hotel yang telah disediakan oleh panitia. Ku bantingkan tubuh ini ke kasur dan teringat pesan Bowo yang belum sempat ku balas.

Mbb. Jadi ko, pagi nanti aku cari tiket kereta ato apa kek yg bisa bawa aku kesana. – SENT!

Sebuah perkenalan yang sangat tak terduga terjadi pada kami. Memiliki perasaan lebih dari sekedar teman sudah ku rasakan saat bercengkarama dengannya walaupun hanya melalui dunia maya. Namun walaupun ia mempunyai perasaan yang sama, keadaan tidak akan mungkin menjadikan kami sepasang sejoli seperti kisah-kisah drama romantis televisi.