Jumat, 17 Februari 2012

LAGI, Pejalan Kaki Terusik

Trotoar merupakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk memudahkan dan menjamin keamanan pejalan kaki. Maka menindak hal tersebut pemerintah khususnya bagian lalu lintas baik kota maupun kabupaten yang daerahnya mempunyai volume kepadatan dan kendaraannya tinggi mensiasatinya dengan memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor. Permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan raya dibuat agar keselamatan dari pejalan kaki tersebut terjamin. Bahkan ada beberapa daerah di Indonesia yang memasangkan pagar pembatas pada sisi trotoar yang terhubung langsung dengan jalanan kendaraan bermotor.

Namun apakah jadinya bila salah satu fasilitas pejalan kaki ini disalahgunakan? Meskipun sudah mempunyai jalurnya masing-masing tapi masih saja ada pengguna kendaraan bermotor yang menggunakan fasilitas ini. Bermula dari satu pengendara motor yang tidak sabar menghadapi kemacetan kemudian ia mengambil jalan pintas dengan menaiki permukaan trotoar yang dikiranya dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Melihat tindakan orang tersebut para pengendara yang lain (kendaraan roda dua) menirukan hal serupa untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Lalu bagaimana dengan nasib pejalan kaki yang seharusnya menikmati fasilitas tersebut? Sudah berbagai cara dilakukan untuk menertibkan hal ini, mulai dari penjagaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian maupun petugas lalu lintas sampai dengan pembuatan pagar pembatas.



Melihat keadaan tersebut tak sedikit para pejalan kaki yang turun kebahu jalan. hal yang seharusnya tidak terjadi kalau saja tidak ada pengendara yang berulah Nakal. Para pejalan merasa risih dengan kendaraan yang berlalu lalang di trotoar, terkadang ada seorang pengendara yang nekat dengan menerobos kerumunan orang yang sedang berjalan. Hal tersebut juga terjadi pada salah satu pusat keramaian yang berada di Jakarta Kota. Trotoar yang berada di samping museum Fatahillah ini tak jarang di dinaiki oleh kendaraan bermotor sebagai jalan pintas menghindari macet. Mira (18) salah satu pengunjung juga mengungkapkan bahwa motor yang memasuki jalur pejalan kaki ini sungguh menggangu dan membahayakan keselamatan pejalan kaki.

Berpindah dari kendaraan bermotor, ternyata ada lagi yang dikiranya mengganggu kenyamanan pengguna trotoar, yaitu adanya pedagang kaki lima maupun pedagang emperan yang menjajakan barang dagangannya disepanjang trotoar. Keberadaan mereka menambah sempit jalur pejalan kaki yang seharusnya dapat berjalan dengan lancar. Bisa dibayangkan seperti apa jadinya bila diwaktu yang sama ada kendaraan bermotor yang melintas lalu dibarengi dengan keramaian transaksi jual beli ditrotoar tersebut, sungguh suatu keadaan yang sangat rumit dan juga membahayakan pengguna jalan. “sepertinya pedagang ditrotoar ini udah pada kebal sama penggusuran petugas. Biarpun udah digusur tapi tetep aja nantinya pada balik lagi” ungkap Sri salah satu pejalan kaki.

Standarisasi trotoar Indonesia yang kurang memenuhi kriteria juga menjadi salah satu pemberi nilai minus. Adanya pohon besar yang berada di tengah-tengah sepanjang trotoar selain memberikan pemandangan hijau dipinggir jalan ternyata juga dapat membahayakan dan menggangu pemakai trotoar. Bila dibandingkan dengan trotoar dinegara lain seperti Singapura. Disana jarang sekali ada pohon besar yang terdapat di trotoar, yang ada hanyalah tanaman dengan pot berukuran sedang. Ditambah lagi kondisi trotoar yang lebih terjaga dan terpelihara baik menjadi suatu aspek nilai tambah. Keadaan trotoar di Jakarta bila diperhatikan dengan seksama terdapat kekurangan yang dapat membahayakan penggunanya, seperti permukaan trotoar yang tidak rata dapat menyebabkan orang yang melewatinya tersandung. Meskipun sudah banyak orang yang membahas masalah ini namun tetap saja masih ada kondisi seperti itu.

Peran masyarakat dalam hal ini tak kalah penting dalam mewujudkan fasilitas umum yang satu ini menjadi sarana yang nyaman digunakan. Sedikit sekali masyarakat yang kurang peduli bahkan tidak peduli dengan kondisi trotoar di Indonesia. Padahal jika saja masyarakat bersedia membantu pemerintah dalam hal pelaporan tentang ketidak layakan atau penyalahgunaan pada fasilitas ini, akan menjadi suatu kerjasama yang bagus untuk menjadikan trotoar sebagai fasilitas yang nyaman digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar