Jumat, 17 Februari 2012

panggil dia Bunga...


Bagi seorang wanita siapa yang tidak menginginkan dirinya tampil cantik dan menarik dimata semua orang. Begitupun dengan seorang perempuan mungil berkerudung yang tinggal disudut kota. Keceriaannya yang membawa sinar kegembiraan bagi orang yang berada disekitarnya. Perempuan mungil yang akrab dipanggil Bunga ini merupakan seorang anak dari keluarga ternama. Ayahnya yang seorang Dewan mengangkat keluarganya menjadi banyak dikenal orang. Selain terkenal karena keberadaan keluarganya, ia juga kenal karena sikapnya yang ramah pada siapapun.

Sayang kegembiraannya harus terhenti saat sang Ayah terbelit kasus korupsi. Sekejap keluarganya yang hidup dalam kedamaian dan keharmonisan berubah menjadi kesedihan dan ketegangan. Banyak pihak yang awalnya selalu memberi dukungan kini berbalik mencemooh mereka. Tekanan batin terus menghinggapinya dan keluarganya, sampai akhirnya ia dihadapi oleh suatu cobaan yang sangat diluar dugaan. Teror datang dari pihak yang tidak suka dengan kelakuan sang ayah berakhir dengan terbakarnya kediaman Bunga. Kejadian yang berlangsung pada malam hari itu menyebabkan Ibunya menjadi korban yang tidak tertolong, dan Bungan selamat dengan kondisi tubuh terbakar cukup parah.


Pasca kejadian yang membuat keluarganya benar-benar hancur itu, kini Bunga hidup dengan keterbatasan. Ayahnya yang mendekam dipenjara mengharuskannya tinggal bersama sang nenek. Kondisinya yang sekarang banyak mengundang perhatian setiap orang yang melihatnya. Kini perempua mungil itu menjadi sosok yang sangat tertutup dengan dunia luar. Tak ada lagi Bunga yang ceria, ramah dan membuat orang lain gembira. Hari-harinya kini hanya ia habisnkan bersama neneknya didalam rumah. Baginya dunia diluar sana sangatlah berbahaya dan mengundang banyak tindakan yang dapat mencelakai dirinya.
“Bunga, sampai kapan kau akan seperti ini?” tanya sang nenek melihat cucunya yang sedang melamun.
“aku tidak tahu nek, mungkin selamanya...” jawabnya datar.
“selamanya? Selamanya berada disini dan tidak akan keluar rumah? Apakah kau yakin itu?” tanya nenek meyakinkan jawaban Bunga.
“mungkin iya...” jawab Bunga singkat.
“jika suatu saat kejadian itu terulang kembali, kau masih tetap akan berada disini?” pancing nenek.
“BERHENTI! CUKUP NEK, CUKUP!” teriak Bunga yang sangat trauma dengan kejadian itu.
Melihat keadaan cucunya yang seperti itu sangat membuat nenek terpukul. Keadaan Bunga yang kini sangat tertutup menjadi suatu tantangan sekaligus kewajiban nenek untuk membawanya kembali menjadi Bunga yang ceria seperti dulu.
Suatu hari ayah Bunga yang berada dipenjara mengirimkan surat padanya. Surat itu berisi bahwa ayah ingin sekali bertemu dengan anak semata wayangnya yang sudah lama tak bertemu.
“bagaimana sayang, kau ingin menemui ayahnmu?” tanya nenek, namun Bunga hanya bungkam seolah sedang berfikir.
“apakah kau tidak merindukan ayahmu?” tanya nenek lagi, tapi Bunga pun tetap menunduk diam, tak berkata sepatah kata pun.
“nenek saja merindukan ayahmu, masa kamu tidak? Kalau nenek jadi kamu pasti nenek sangat merindukan ayahmu” ucap nenek menarik simpati Bunga.
Perkataan-perkataan yang sudah diucapkan nenek tidak mendapat respon dari Bunga. Ia malah berlalu memasuki kamarnya. Sementara itu dikamarnya ia terus terngiang-ngiang ucapan sang nenek. Rasa rindu yang selama ini ia pendam mulai tergambarkan dengan tetesan air mata yang secara perlahan membasahi pipinya. Untuk kesekan kalinya ia pandangi fotonya bersama ayah dan ibu yang tersimpan rapih diantara tumpukan buku-bukunya. Tangisan Bunga pecah ketika ia mengngat kembali semua kenangan manis yang pernah ia lewati bersama kedua orang tuanya.

Alunan lagu Leaving On The Jet Plane yang dibawakan oleh Chantal Kreviazuk mengantarkannya pada suasana yang tenang dan damai dalam mimpi. Kedamaian yang ia rasakan membawa Bunga pada suatu tempat yang sudah lama tak ia kunjungi dan sangat ia rindukan. Kediamannya yang berada di jalan Ceremai No. 13, tempat awal ia menata kehidupannya bersama ayah dan ibu. Setelah ia berkeliling terdengar suara lembut yang sudah akrab dengan telinganya memanggil dirinya. Sontak Bunga pun mencari keberadaan sumber suara itu berasal. Mencari-cari dan terus mencari sampai akhirnya ia melihat sesosok wanita cantik yang sangat ia rindukan.
“Ibu... ?” ucap Bunga terkejut melihat sosok itu. Ucapannya dibalas dengan senyuman manis yang terpancar dari wajah wanita yang telah mengantarkannya kedunia.
“Ibu, Bunga sangat merindukan ibu...” ucap Bunga sambil memeluk erat ibunya. Ibu hanya membalas dengan pelukan erat dan kecupan dikening putrinya.
“Bunga, ayahmu merindukan bidadari kecilnya ini” ucap ibu yang memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
“tapi bu, ayah jahat. Gara-gara dia sekarang jadi gini” jawab Bunga yang sedikit mengeluarkan air mata.
“setiap orang pasti pernah berbuat salah dan khilaf, begitupun dengan ayah. Apakah kamu merindukan ayahmu, nak?” perjelas ibu.
Mendengar perkataan ibunya Bunga hanya mengangguk dan kembali memeluk ibunya, kemudian dikecupnya kening Bunga dan senyuman manis sang bunda yang tak akan terlupakan.

Dinginnya udara yang masuk melalui jendela kamar membangunkan Bunga yang terlelap dalam tidurnya. Perlahan ia membuka matanya kemudian bangkit dari tidurnya dan melakukan kegiatan rutinnya tiap pagi, menghirup udara segar dari jendela kamarnya. Cuaca yang sendu kembali mengingatkannya pada mimpi singkat yang sangat berkesan. Bunga kembali duduk ditempat tidurnya kemudian melihat kearah sekelilingnya. Satu persatu ia perhatikan barang-barang yang ada disana sampai pada akhirnya ia terpaku pada satu barang yang pasca kejadian itu menjadi musuhnya, yaitu cermin. Perlahan ia dekati benda yang ia letakkan di susut ruangan. Ketika ia melihat pantulan cermin itu seketika ia kaget dan spontan ia melempar cermin itu lalu berteriak histeris.
“aku monster!!! Aku monster!!!”
Teriakan Bunga mengagetkan nenek yang berada diruang tengah. Dengan sigap wanita paruh baya itu menghampiri cucu kesayangannya yang berada dikamarnya. Ketika melihat Bunga yang tersungkur ditempat tidur, nenek segera memeluknya dengan erat.
“nek, bunga ini monster nek... monster” ucap Bunga sambil menangis dan menutupi wajahnya.
“Bunga, Bunga... kamu bukan monster, kamu bidadari nenek yang paling cantik” jawab nenek menenangkan Bunga.
“bidadari? Adakah bidadari yang wajahnya seperti aku nek? Aku gadis buruk rupa nek!” bantah Bunga.
“Bunga dengar! Cantik atau tidaknya seseorang tidak hanya dilihat dari wajahnya tapi hatinya... percuma bila ia secantik bidadari tapi hatinya sejahat iblis” perjelas nenek.
“tapi nek...”
“sudah cukup, yang penting kamu tetap bidadari nenek. Nenek yakin ibu dan ayahmu pun sependapat dengan nenek. Kami akan selalu menyayangimu, Bunga”
Mendengar perkataan nenek membuatnya sedikit tenang dibandingkan sebelumnya. Pasca kejadian 1 tahun yang lalu itu membuat wajah dan tubuh mungil Bunga menjadi terbakar, kondisinya sekarang ini tidak lagi secantik dulu.

Tekad nenek untuk mengajak Bunga keluar dari rumah kini sampai pada puncaknya. Dengan sedikit paksaan nenek mengajak cucunya itu melihat kehidupan luar yang lebih indah.
“tidak nek, Bunga tidak mau” tolak Bunga
“kamu harus tahu seperti apa keadaan diluar, sayang. Disana tidak seburuk yang kau fikirkan, makanya sekarang kita keluar. Nenek akan terus bersamamu, Bunga” ajak nenek dengan sedikit memaksa.
Dengan rasa takut yang tinggi Bunga menuruti kemauan neneknya. Ketika pintu menuju luar rumah terbuka, rasa takut menghinggapinya. Seketika kejadian-kejadian masa lalunya melintas kembali dibenaknya yang membuat langkahnya terhanti. Nenek terus menyakinkan Bunga dengan menggenggam erat tangan cucunya. Perlahan namun pasti nenek membawa Bunga meninggalkan tempat yang setahun ini ia jadikannya sebagai tempat teraman. Ketika keluar pintu gerbang, banyak tetangga dan masyarakat sekitar yang lalu lalang didepan rumah. Kemunculan Bunga bersama nenek tentu saja mengundang perhatian orang yang lewat.
“eh bu Ida, sama siapa bu?” sapa tetangga yang lewat.
“iya bu, ini cucu saya, Bunga. Habis dari mana bu?” jawab nenek bangga.
“Bunga? Bunga cucu ibu yang itu... ?” tanya ibu itu lagi.
“iya bu...”jawab nenek senyum.
“ya ampun, sudah besar ya Bunga. Kenapa jarang banget keliatan Bunga?” tanyanya pada Bunga. Namun Bunga tidak menjawab pertanyaan tersebut, ia hanya tertunduk mendengarnya.
“maaf ya bu, sekarang Bunga emang begini” ucap nenek.
“iya bu saya ngerti...” jawabnya.
Melihat respon orang-orang sekitar tentang dirinya membuat Bunga sedikit mengurangi ketakutannya selama ini. Walaupun ada beberapa orang yang melihat dirinya seperti seseorang yang menyeramkan tapi nenek terus-menerus meyakinkan Bunga untuk terus bersosialisasi dengan dunia luar.

Usaha nenek untuk menghilangkan paranoid Bunga membuahkan hasil. Kini Bunga yang sudah mulai berani keluar dari lingkaran hidupnya, memberikan kebahagiaan tersendiri untuk nenek. Bunga yang kini sudah mulai terbiasa melihat wajahnya di cermin juga menimbulkan kebahagiaan untuk nenek. Cucu kesayangannya sudah mulai bisa menerima takdirnya sekarang ini.
“nek, mau kemana?” tanya Bunga ketika melihat neneknya yang sedang bersiap-siap.
“mau menjenguk ayahmu, sayang” jawab nenek santai.
“ke penjara?” tanyanya lagi.
“iyalah, Bunga. Kamu mau ikut?” balik tanya nenek pada Bunga.
Mendengar ajakan nenek, seketika Bunga terdiam.
“kenapa, Bunga?” tanya nenek bingung melihat cucunya terdiam.
Bunga masih saja terdiam mendengar pertanyaan nenek.
“yasudah kalau tidak mau ikut, padahal ayahmu selalu menanyakan tentangmu. Nenek pergi dulu ya, sayang” pamit nenek.
“nenek tunggu!” panggil Bunga. Spontan nenek menghentikan langkahnya.
“iya, sayang?” jawab nenek.
“aku ikut, nek...” ucap Bunga ragu-ragu.
Akhirnya Bunga memutuskan untuk ikut bersama nenek menjenguk ayahnya yang ada dipenjara. Selama perjalan menuju kesana, Bunga merasa gelisah. Ia tidak bisa membayangkan ketika nanti ia melihat sosok ayah yang sudah lama tidak ia temui. Dan sampailah mereka ditempat yang mereka tuju. Detik-detik pertemuan Bunga dengan sang ayah begitu membuat jantungnya berdebar dengan cepat. Sampai pada waktunya ia melihat seorang pria dengan penampilan kumuh seperti tak terawat dan itu adalah ayah Bunga. Melihat kondisi ayahnya yang sekarang membuat perasaan Bunga menjadi haru. Seorang laki-laki yang ia anggap telah menghancurkan kebahagiaannya sekarang berada tepat didepannya.
“Bunga? Anakku...” kaget ayah ketika melihat sosok yang selama ini ia rindukan.
Melihat respon ayahnya, Bunga tidak dapat menahan lagi rasa rindunya yang sudah lama ia rasakan. Ia memeluk erat ayahnya yang sudah ia anggap sebagai penyebab hancurnya keluarganya.
“Bunga, ayah sangat merindukanmu, nak” ucap ayah sambil menangis.
Bunga tak dapat berkata apa-apa, ia hanya merasakan kebahagiaan yang selama ini ia inginkan. Suasana haru pun meyelimuti pertemuan antara ayah dan anak itu. Nenek yang melihatnya ikut meneteskan air mata bahagia melihat cucunya sudah bisa memaafkan ayahnya.

Sejak saat itu Bunga berniat dan berjanji pada dirinya sendiri untuk melupakan semua peristiwa masa lalunya. Membuka lembaran baru dan kembali menata kehidupannya bersama neneknya. Sekarang pun Bunga sudah terbiasa dengan kekurangan yang dimilikinya.

Kejadian yang sudah berlalu memang tidak pantas untuk dijadikan patokan dalam hidup, kita harus bisa menerima segala sesuatunya dengan besar hati. Mencoba memperbaikinya jauh lebih mulia dibandingkan dengan terus-menerus menyesalinya.

LAGI, Pejalan Kaki Terusik

Trotoar merupakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk memudahkan dan menjamin keamanan pejalan kaki. Maka menindak hal tersebut pemerintah khususnya bagian lalu lintas baik kota maupun kabupaten yang daerahnya mempunyai volume kepadatan dan kendaraannya tinggi mensiasatinya dengan memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor. Permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan raya dibuat agar keselamatan dari pejalan kaki tersebut terjamin. Bahkan ada beberapa daerah di Indonesia yang memasangkan pagar pembatas pada sisi trotoar yang terhubung langsung dengan jalanan kendaraan bermotor.

Namun apakah jadinya bila salah satu fasilitas pejalan kaki ini disalahgunakan? Meskipun sudah mempunyai jalurnya masing-masing tapi masih saja ada pengguna kendaraan bermotor yang menggunakan fasilitas ini. Bermula dari satu pengendara motor yang tidak sabar menghadapi kemacetan kemudian ia mengambil jalan pintas dengan menaiki permukaan trotoar yang dikiranya dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Melihat tindakan orang tersebut para pengendara yang lain (kendaraan roda dua) menirukan hal serupa untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Lalu bagaimana dengan nasib pejalan kaki yang seharusnya menikmati fasilitas tersebut? Sudah berbagai cara dilakukan untuk menertibkan hal ini, mulai dari penjagaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian maupun petugas lalu lintas sampai dengan pembuatan pagar pembatas.



Melihat keadaan tersebut tak sedikit para pejalan kaki yang turun kebahu jalan. hal yang seharusnya tidak terjadi kalau saja tidak ada pengendara yang berulah Nakal. Para pejalan merasa risih dengan kendaraan yang berlalu lalang di trotoar, terkadang ada seorang pengendara yang nekat dengan menerobos kerumunan orang yang sedang berjalan. Hal tersebut juga terjadi pada salah satu pusat keramaian yang berada di Jakarta Kota. Trotoar yang berada di samping museum Fatahillah ini tak jarang di dinaiki oleh kendaraan bermotor sebagai jalan pintas menghindari macet. Mira (18) salah satu pengunjung juga mengungkapkan bahwa motor yang memasuki jalur pejalan kaki ini sungguh menggangu dan membahayakan keselamatan pejalan kaki.

Berpindah dari kendaraan bermotor, ternyata ada lagi yang dikiranya mengganggu kenyamanan pengguna trotoar, yaitu adanya pedagang kaki lima maupun pedagang emperan yang menjajakan barang dagangannya disepanjang trotoar. Keberadaan mereka menambah sempit jalur pejalan kaki yang seharusnya dapat berjalan dengan lancar. Bisa dibayangkan seperti apa jadinya bila diwaktu yang sama ada kendaraan bermotor yang melintas lalu dibarengi dengan keramaian transaksi jual beli ditrotoar tersebut, sungguh suatu keadaan yang sangat rumit dan juga membahayakan pengguna jalan. “sepertinya pedagang ditrotoar ini udah pada kebal sama penggusuran petugas. Biarpun udah digusur tapi tetep aja nantinya pada balik lagi” ungkap Sri salah satu pejalan kaki.

Standarisasi trotoar Indonesia yang kurang memenuhi kriteria juga menjadi salah satu pemberi nilai minus. Adanya pohon besar yang berada di tengah-tengah sepanjang trotoar selain memberikan pemandangan hijau dipinggir jalan ternyata juga dapat membahayakan dan menggangu pemakai trotoar. Bila dibandingkan dengan trotoar dinegara lain seperti Singapura. Disana jarang sekali ada pohon besar yang terdapat di trotoar, yang ada hanyalah tanaman dengan pot berukuran sedang. Ditambah lagi kondisi trotoar yang lebih terjaga dan terpelihara baik menjadi suatu aspek nilai tambah. Keadaan trotoar di Jakarta bila diperhatikan dengan seksama terdapat kekurangan yang dapat membahayakan penggunanya, seperti permukaan trotoar yang tidak rata dapat menyebabkan orang yang melewatinya tersandung. Meskipun sudah banyak orang yang membahas masalah ini namun tetap saja masih ada kondisi seperti itu.

Peran masyarakat dalam hal ini tak kalah penting dalam mewujudkan fasilitas umum yang satu ini menjadi sarana yang nyaman digunakan. Sedikit sekali masyarakat yang kurang peduli bahkan tidak peduli dengan kondisi trotoar di Indonesia. Padahal jika saja masyarakat bersedia membantu pemerintah dalam hal pelaporan tentang ketidak layakan atau penyalahgunaan pada fasilitas ini, akan menjadi suatu kerjasama yang bagus untuk menjadikan trotoar sebagai fasilitas yang nyaman digunakan.

Senin, 06 Februari 2012

KRL EKONOMI JABODETABEK DI MINIMKAN ATAU DI ANAK TIRIKAN?

Dunia perkereta apian Indonesia wilayah Jabodetabek beberapa pekan yang lalu sudah melakukan semacam perubahan pada sistem operasi kereta dan jadwal keberangkatannya. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pihak PT. KAI (persero) kepada pengguna jasa kereta api wilayah Jabodetabek. Beberapa sarana dan prasarana seperti gerbong kereta, stasiun dan lain sebagainya sudah mendapat sedikit perubahan dibandingkan sebelumnya. Salah satu dampak dari perubahan tersebut adalah minimnya jam operasi KRL ekonomi yang sudah menjadi transportasi favorit masyarakat Jabodetabek karena harganya yang sangat terjangkau.

Seperti yang sudah kita ketahui KRL ekonomi Jakarta Kota – Bogor merupakan kereta yang paling banyak peminatnya. Hal tersebut pastinya dikarenakan harga tiketnya yang sangat terjangkau dibandingkan dengan transportasi lainnya. Untuk jarak Jakarta Kota sampai Bogor ataupun sebaliknya hanya dikenakan biaya dua ribu rupiah (Rp. 2000,00). Namun dibalik murahnya harga yang diberikan sangat sebanding dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh pihak PT. KAI. Tidak perlu dipungkiri lagi kelayakan gerbong ekonomi yang dioperasikan berada dibawah standar sarana transport yang semestinya. Jumlah penumpang yang melebihi kapasitas merupakan sebuah keadaan yang sudah biasa terjadi disetiap hari bahkan disetiap keberangkatannya. Bahkan tidak aneh lagi kalau ada penumpang yang naik ke atap kereta untuk menghindari kepadatan didalam rangkaian gerbong ekonomi.


sumber : google.com


Melihat secara kilas mata keadaan gerbong yang mungkin sudah berusia lebih dari 10 tahun itu tak hanya terlihat dari bagian luarnya saja yang terlihat kumuh tapi bila diperhatikan secara detail, sangat banyak ketidak layakan yang mengharuskan rangkaian KRL ekonomi tersebut diganti atau diperbaharui dengan gerbong yang selayaknya. Seperti contoh, keadaan di dalam gerbong yang kotor dan banyaknya pedagang yang lalu lalang sudah menjadi suatu kondisi yang lumrah bagi para penumpang yang biasa memakai fasilitas ekonomi ini. Belum lagi pengemis mulai dari anak kecil sampai lansia yang mencoba menarik simpati para penumpang. Namun para penumpang harus bisa terima dan membiasakan keadaan tersebut demi sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan tidak perlu mengeluarkan banyak uang.

Rute kereta dengan sistem looping atau melingkar sempat membuat bingung para pengguna kereta. Misalnya bagi penumpang yang ingin menuju kearah Tanah Abang atau Jatinegara harus memakan waktu ekstra untuk dapat sampai ke tempat tujuan. Selain itu keterlambatan kereta sering dirasakan para penumpang tiap harinya. Kereta yang mogok pun menjadi salah satu alasan dari keterlambatan. Inikah yang dinamakan perubahan demi meningkatkan pelayanan terhadap pengguna kereta?

Pindah dari kemelut diluar rangkaian, sekarang coba kita perhatikan kenyamanan yang berada didalam rangkaian gerbong KRL ekonomi. Kebersihan yang kurang diperhatikan karena banyak pedagang kaki lima yang lalu lalang ditambah kurangnya kesadaran para penumpang untuk menjaga kebersihan didalamnya bisa dibilang menjadi salah satu penyebab utama kekumuhan tersebut. Pintu jendela yang macet menyulitkan penumpang untuk mengatur sirkulasi udara yang dibutuhkan, dan tidak sedikit kaca pada jendela yang retak bahkan pecah akibat ulah penumpang itu sendiri. Bagian yang paling kurang mendapat perhatian baik dari pihak pengelola maupun pengguna jasa transportasi tersebut adalah pijakan yang berada pada perbatasan gerbong KRL ekonomi yang terdapat lubang yang berada diantara kedua gerbong tersebut. Bayangkan bila ada penumpang yang melewatinya dan tidak tahu dengan keberadaan tersebut, maka akan yang akan terjadi? Tentunya akan membahayakan keselamatan penumpang itu sendiri.

Sekarang bandingkan dengan KRL commuter, keadaannya yang lebih terawat dan terjamin dibandingkan dengan KRL ekonomi. Hal itu terjadi terjadi tentu saja karena biaya yang dikenakan lebih mahal dari biaya ekonomi. Perbedaan harga lima ribu rupiah (Rp. 5000,00) dari harga tiket KRL ekonomi memberikan fasilitas dan kenyamanan yang lebih terjamin. Gerbong kereta yang lebih bersih, keamanan dan kenyamanan sangat terjamin karena adanya dua orang petugas keamanaan yang berjaga ditiap gerbongnya, dan yang pasti tidak akan menemukan hal-hal yang terdapat pada gerbong KRL ekonomi.

Dari hal-hal tersebut terlihatlah secara kontras perbedaan yang terdapat diantara keduanya. Salah satu alasan yang melatarbelakanginya adalah pihak PT. KAI mencoba meminimalisir jadwal pengoperasian KRL ekonomi wilayah Jabodetabek. Namun apakah dengan cara demikian pihak pengelola mengatasi agar masyarakat berpindah dari KRL ekonomi ke KRL commuter? Mengorbankan penumpang KRL ekonomi dengan ketidak nyamanan yang diberikan atas harga tiket yang mereka beli dengan harga yang murah.

Ran - Kulakukan Semua Untukmu




from : youtube

Kamis, 02 Februari 2012

IPK pertama gue !!!


ini Kartu hasil study gue di semester PERTAMA !!




kalo ini nilai murni UAS gue sebelum dipoles macem2 sama dosen2 tercintah :*

Rabu, 01 Februari 2012

Lantai Edukasi Museum Wayang

Museum Wayang Indonesia yang berlokasi di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 merupakan museum yang menyimpan koleksi wayang dari daerah-daerah di Indonesia dan juga luar negeri. Jumlah koleksinya kurang lebih 5147 buah yang diperoleh dari pembelian, hibah, sumbangan dan titipan. Awalnya bangunan museum wayang ini merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 yang sampai tahun 1973 berfungsi sebagai tempat untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara bangsa Belanda yang tinggal di Batavia.

Gagasan didirikannya Museum Wayang adalah ketika Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin ketika menghadiri pecan Wayang II tahun 1974. Dengan dukungan panitia acara tersebut, gubernur DKI Jakarta dengan para pecinta wayang, pemerintah DKI Jakarta menunjuk gedung yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 sebagai Museum Wayang dan museum tersebut diresmikan pada tanggal 13 Agustus 1975 oleh Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin. Museum Wayang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Permuseuman di bidang perwayangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 134 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi DKI Jakarta (BAB VIII, Pasal 33, 1)


Namun kali ini kita tidak akan membahas tentang sejarah museum wayang ataupun wayangnya itu sendiri melainkan kita akan membahas tentang salah satu keunikan yang terdapat pada Museum Wayang. Pernah kah kalian memperhatikan dengan seksama tentang museum wayang secara terperinci? Apa keunikan yang kalian temukan pada Museum Wayang? Salah satu keunikan yang terdapat pada Museum Wayang yang mungkin saja jarang ada orang yang menyadarinya adalah gambar yang terdapat pada lantai museum yang berada di lantai 3.





Beberapa bentuk persegi panjang berukuran 300cm x 500cm yang berada di lantai museum tersebut didalamnya terdapat contoh-contoh gambar bagian-bagian tubuh wayang yang berbeda-beda. Gambar yang tersebut antara lain: bentuk jari, bentuk wajah, bentuk mata, bentuk pinggul, bentuk hidung (irung-irungan), bentuk kaki (suku), bentuk mulut (cangkeman), badan dengan baju, selendang dan kalung, bentuk badan, bentuk tutup kepala, bentuk gelung rambut putri, dan masih banyak lagi.

Riva’i (42) pegawai Museum Wayang mengungkapkan bahwa tujuan adanya gambar pada lantai tersebut adalah untuk memberikan dan berbagi pengetahuan seputar perwayangan. Karena telah kita ketahui bahwa wayang merupakan salah satu asset budaya bangsa Indonesia. Dan kenapa gambar-gambar tersebut adanya dilantai museum karena ingin memberikan keunikan tersendiri pada museum wayang. Tidak hanya memamerkan berbagai jenis wayang tapi juga ingin memberikan pengetahuan lebih tentang wayang Indonesia itu sendiri.

Sebagian besar pengunjung museum wayang ini memang kurang menyadari adanya lantai edukasi ini. Selain karena letaknya berada di lantai museum yamg jarang diperhatikan oleh pengunjung selain itu juga karena posisinya yang menyerong dan ada sebagian gambar yang tertutupi oleh papan-papan penyekat.

Namun tidak sedikit juga orang yang menyadari keberadaan lantai edukasi ini. Seperti Mahmud misalnya, siswa kelas XI dari Bekasi ini tertarik dengan keunikan yang ada di museum wayang ini. Ia berpendapat bahwa dengan adanya lantai edukasi wayang ini, ia menjadi lebih tahu seputar wayang khususnya bagian-bagian dari wayang itu sendiri yang merupakan warisan budaya Indonesia. “gak nyangka ternyata bagian-bagian tubuh dari wayang itu beda-beda. Misalnya dibagian penggambaran hidungnya aja ada beberapa macem. Unik banget buat dipelajari!” perjelas Mahmud tentang tanggapan terhadap lantai edukasi tersebut.